Iklan

https://www.serikatnasional.id/2024/10/blog-post.html

Iklan

,

Iklan

Kolam Renang "Dijuluki" Tapak Kaki Gubernur NTT Punya Cerita Tersendiri, Kanan di Filipina

@SerikatNasional
13 Agu 2021, 17:34 WIB Last Updated 2021-08-19T10:44:10Z

 

Kolam renang unik berbentuk telapak kaki bagian kiri di Alor dan bagian kanan di Filipina/dailymail.co.uk.

Kolam renang unik berbentuk telapak kaki bagian kiri di Alor dan bagian kanan di Filipina/dailymail.co.uk.

NTT, Alor, Serikatnasional.id | Kehadiran Kolam Renang Berbentuk telapak kaki yang dijuluki "Tapak Kaki Gubernur NTT" di Alor tepatnya di Viktori Cottag Wolwal, Desa Wolwal Induk, Kecamatan Alor Barat Daya (ABAD), Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur ternyata mempunyai cerita tersendiri.


Ishak Agung S. Atacay Pengelolah Viktori Cottag Wolwal mengatakan, kolam renang berbentuk telapak kaki ini dibuat untuk menjadi pendukung aktivitas Viktori Cottage Wolwal.


"Kolam ini kebetulan, Cottag (Viktori Wolwal) yang dibangun oleh provinsi itu hanya cottage saja. Dilihat dari kasat mata pariwisata masih butuh infrastruktur pendukung untuk bagaimana cottage ini bisa dijual. Akhirnya lewat Pertimbangan Aspek Penunjang dengan dinas (pariwisata) terkait, akhirnya Alor (Viktori) Cottage Wolwal dikasih (diberi) tambahan amenitas yaitu salah satunya kolam renang," kata Agung.


"Kebetulan disaat pengajuan itu saya coba kasih (beri) ide ke Dinas (Pariwisata NTT) untuk kita buat kolam ini yang unik. Karena berbicara pariwisata, berbicara promosi. Jadi waktu itu saya langsung bilang coba kita bikin (buat) telapak kaki," sambung dia.


Owner Alor Outbound itu menjelaskan, kehadiran kolam renang berbentuk telapak kaki dengan tujuan agar menambah kenikmatan para wisatawan ataupun turis mancanegara ke Alor Surga Kecil di Timur Matahari itu.


"Saya kutipan dari google (Kolam Renang Berbentuk) telapak kaki kanan itu ada di Filipina, entah di hotel apa saya tidak tau, tapi itu ada google. Semua orang bisa lihat. Nah, telapak kaki ada di google (Filipina), saya coba bikin (buat) kiri di Alor dengan harapan untuk orang luar setelah habis (selesai) Covid-19 nanti orang luar yang melihat kiri ada di Alor, mereka bisa datang ke Alor yang sudah pernah (injak) kanan di Filipina mereka bisa datang ke Alor," ujar Agung.


"Orang yang datang itu orang-orang yang bawa duit. Kemarin (Pemberitaan sebelumnya) itu kenapa jadi saya tidak mau sebutkan (tapak kaki bagian kanan) di Philipina. Karena saya berharap penuh, karena saya sebagai Putra Daerah (NTT) pegiat wisata, saya berharap penuh untuk setelah kiri ini sudah beroperasi (dibuka) tolong dibuatkan kanan, jangan ditempat lain di Labuan Bajo ditengah-tengah pusat pariwisata di Labuan Bajo, karena itu sekarang ditetapkan jadi (Pariwisata) Super Prioritas, itu bule-bule (Dolar) semua yang ada disana," pintanya.


"Saya berharap suatu saat, Pemerintah bisa bangun satu (disana) tapi jangan yang kiri juga tapi kanan di Labuan Bajo. Itu harapan saya pribadi dengan harapan orang wisata yang datang di Labuan Bajo dorang menikmati wisata disitu dan berendam di air panas di kolam tapak kanan yang di Labuan Bajo, saya dengan mudahnya untuk mempromosikan yang kiri ada di Alor dengan harapan kita Alor yang penunjang super prioritas Labuan Bajo, kita (kalau tidak salah) Alor sama Lembata itu saya bisa jadikan moment itu untuk menarik mereka yang sudah menikmati kolam renang (tapak kaki) bagian kanan untuk bisa datang berendam di (Alor) kolam renang (tapak kaki bagian) yang kiri," lanjut Pengelolah Viktori Cottag Wolwal.


Ishak Agung S. Atacay yang juga pegiat pariwisata menekankan bahwa, untuk menciptakan sebuah inovasi yang kreatif di sektor pariwisata harus membutuhkan jiwa besar yang mengerti dunia wisata.


"Hal-hal seperti ini orang yang berjiwa pariwisata yang mengerti, karena saya jiwa pariwisata. Saya menciptakan (menghadirkan) ide ini untuk bagaimana (Daya Tarik Wisatawan) bisa datang (lebih banyak lagi). Saya juga tidak mau menyebutkan (Kolam Renang Berbentuk Telapak Kaki) saya kutip dari Philipina dengan harapan itu Pemerintah nanti entah Kabupaten, Provinsi atau Pusat bisa membangun yang kanan di Labuhan Bajo supaya wisatawan-wisatawan yang datang di (Pariwisata) Super Prioritas bisa datang di penunjang Prioritas (Alor) juga untuk menambah pertumbuhan ekonomi. Itu ide dan maksud kami," ungkap Agung.


Sama halnya yang disampaikan pada pemberitaan sebelumnya di Media ini dengan judul ""Wow" Pertama di Indonesia, Kolam Renang Berbentuk Tapak Kaki Gubernur NTT di Alor Segera Dibuka", Agung mengatakan Kolam Renang Berbentuk Tapak Kaki Gubernur NTT ini untuk meningkatkan daya tarik dan kenyamanan para wisatawan.


Lebih lanjut kata Agung, posisi atau lokasi Viktori Cottage Wolwal yang sangat strategis dan berdekatan dengan pantai akan memudahkan para wisatawan yang sehabis melakukan diving bisa mengembalikan jiwanya di Kolam tersebut. Pasalnya, Alor dikenal dengan Taman Bawah Laut Terindah di Dunia sehingga para wisatawan bisa menikmati kolam renang berbentuk telapak kaki bagian kiri nantinya akan tersedia air panas di jari-jari kolam tersebut yang telah dibuat.


"Kenapa jadi saya juga bikin (buat) telapak kaki, karena telapak kaki yang saya perhatikan di gambar (google) di Filipina itu ada jari-jarinya, saya berpikir kalau dibikin (dibuat) di Alor dan jari-jarinya itu nanti saya bisa buat suatu saat manajemen (Viktori Cottage Wolwal) kami bisa buat kolam pemandian air panas berarti wisatawan yang dari luar yang datang diving di Alor itu dorang bisa nikmati kolam permandian air panas disini," kata Agung.


"Karena setau saya orang yang habis berendam, mengembalikan jiwanya itu, itu harus berendam di air panas. Saya pernah ke danau Toba itu masyarakat disana agresif untuk menanggapi pariwisata. Mereka sedot air danau Toba naik masak di belakang baru masukan ke lobang pemandian air panas. Nah itu bisa dijual. Pengunjung Wisatawan langsung berendam air panas disitu, dibawah (dikaki) tebingnya danau Toba dan wisatawan rame (ramai) menikmati, ekonomi bertumbuh. Jadi saya coba mengambil (melihat) pengalaman itu, saya coba bawa (terapkan) ke Alor, bagaimana bisa menciptakan pendapatan dari hal yang paling kecil, itu tujuannya," ungkap Pengelolah Viktori Cottag Wolwal sambil memberikan contoh di daerah lain.


Terkait penamaan Kolam Renang Tapak Kaki Gubernur, Agung mengatakan, perhatian Pemerintah Provinsi NTT terhadap pariwisata Alor sangat menonjol. Sehingga Ia yakin dengan penamaan tersebut akan sangat bagus untuk mempromosikan potensi Pariwisata Alor.


Agung menepis komentar ataupun tanggapan mengenai penamaan Kolam Renang tersebut. Menurutnya, Kolam Renang yang dijuluki Tapak Kaki Gubernur NTT itu mendapat respon positif dari seluruh pihak maupun kalangan masyarakat.


"Nah untuk mengambil nama, kebetulan saya coba ambil nama Kolam Renang ini Tapak Kaki. Saya menyebutkan ini Kolam Renang Tapak Kaki Pak Gubernur (NTT). Karena Cottage ini programnya dia (Gubernur). Dia (Gubernur) membangun disini. Jadi saya yang menyebutkan nama itu (Tapak Kaki Gubernur NTT) hanya semata mata untuk menarik wisatawan. karena dia tokoh (pariwisata) secara kasat mata pariwisata ini bagus untuk promosi, (daya) menarik orang (wisatawan). Alhasil banyak tanggapan positif. Kalau positif kenapa kita harus berdebat, hal yang tidak baik usahakan dibikin (dibuat) baik supaya Alor ini baik. Bukan hal yang baik dibikin (dibuat) tidak baik. Tidak kerja tapi omongnya tinggi, omongnya banyak, (itu) tidak bisa, tidak akan maju-maju," ujar Agung.


"Saya berharap (dengan hadirnya kolam renang berbentuk telapak kaki) agar bisa ada daya tarik pengunjung Wisatawan. Alor sebagai penunjang Super Prioritas Labuan Bajo (sektor pariwisata) kami sudah siap. (Contohnya) beli sayur, Ikan, ayam dan lainnya kami beli dari masyarakat di sini (Wolwal) dengan harapan pertumbuhan ekonomi di sini bisa meningkat, apalagi dengan keadaan Pandemi sekarang," tambahnya sembari memberikan contoh manfaat kehadiran Kolam Renang Berbentuk Telapak Kaki di Viktori Cottage Wolwal.


Pengelolah Taman Wisata (Edukasi) Hutan Nostalgia Mini Zoo Alor-NTT pertama di NTT itu juga mengajak seluruh pegiat pariwisata maupun pegiat lainnya satu hati dalam membangun Daerah Alor lebih baik kedepan.


"Saya mengajak Basudara semua dimana saja yang orang Alor yang merasa bahwa punya kelebihan. Ayo, datang kita bangun Alor. Jangan bikin (buat) stegmen yang tidak-tidak, untuk apa? Tidak ada guna. Saya harap Kaka-Kaka, Senior, Junior yang berpendidikan tinggi, pintar, ayo ajak kita yang tidak pintar ini bangun Alor. Yang tidak baik kita bikin (buat) baik, kopi yang pahit kita tambah gula bikin manis, bagaimana supaya Alor ini baik. Itu harapan saya," ajak Agung.


"Karena saya sendiri untuk membangun (Pariwisata) Alor tidak mungkin, kecuali kita rame-rame. Kita semua sama-sama satu hati, satu tangan, satu pikiran untuk membangun Alor," pintanya.


Ia kemudian mengakhiri pesannya kepada pembaca dan pegiat pariwisata serta seluruh masyarakat Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur bahkan masyarakat Indonesia dengan sebuah pepatah.


"Kalau kopi pahit harus kita buat manis, agar tamu bisa menikmati. Karena ada petani kopi yang menunggu. Ada juga petani tebu yang menunggu di belakang untuk bisa dapat uang untuk beli beras, beli mie untuk makan," tutup Ishak Agung S. Atacay.(Red)