Iklan

https://www.serikatnasional.id/2024/10/blog-post.html

Iklan

,

Iklan

Menakar Kontribusi kita Dalam Kehidupan

SerikatNasional
10 Agu 2021, 08:47 WIB Last Updated 2021-08-11T07:21:43Z


Refleksi Muharram 1443 H

Oleh : Muhammad Sahli


Sebagaimana tugas manusia di muka bumi adalah khalifah yang mempunyai peran untuk mengembangkan kehidupan agar kehidupan ini makmur sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Di samping itu manusia diciptakan oleh Allah SWT agar berkhidmah sesuai bidang masing-masing. Konteks ibadah mencakup ibadah mahdah dan ghairu mahdah. Ibadah mahdhah atau ibadah khusus ialah ibadah yang apa saja yang telah ditetapkan Allah baik tata cara dan perincian-perinciannya (sifat, waktu, tempat dan lain sebagainya). 


Dengan prinsip ibadah itu harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari Al-Quran maupun Hadits. Tata caranya harus berpola kepada apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini ukurannya bukan logika. Contoh-contoh ibadah mahdhah antara lain : Masalah-masalah ushul, seperti syahadat, shalat lima waktu, Zakat, puasa, haji dll.


Menambah atau mengurangi, termasuk berimprovisasi dalam perkara pokok ini, berarti bid’ah. Mengimani, mematuhi, dan melaksanakan perkara pokok agama, pada prinsipnya, bersifat ta’abbudi. Tidak perlu bertanya kenapa shalat dhuhur empat rakaat, shalat subuh dua rakaat. Kenapa haji harus di kota Mekkah. Tidak perlu kritis kenapa puasa mulai fajar sampai maghrib. Improvisasi dalam perkara ushul terlarang, karena sifatnya ibadah mahdhah.


Sedangkan ibadah ghairu mahdhah ialah segala amalan yang diizinkan oleh Allah yang tata cara dan perincian-perinciannya tidak ditetapkan dengan jelas. Dengan prinsip : Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang, selama Allah dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh dilakukan. Tata laksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasulullah sehingga perkara baru (bid’ah) dalam ibadah ghairu mahdhah diperbolehkan. 


Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat atau mudharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika sehat, itu buruk, merugikan dan mudharat, maka tidak boleh dilaksanakan. 

Contoh ibadah ghairu mahdhah seperti berdakwah, melakukan kebersihan, mengajar dll


Konteks pembahasan kali ini lebih kepada ibadah ghairu mahdhah dalam rangka mengembangkan kehidupan dalam cakupan luas. Setiap akan memulai kegiatan kita selalu membaca bismillah yang sudah tentu mengawali dengan nama Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahim. Hal ini berarti bahwa kegiatan yang kita lakukan meminta pertolongan Allah SWT agar dapat berbuat sesuai kehendak dan sifat-sifat-Nya. Jika ini yang kita hayati, tentu tidak pekerjaan yang kita sia-siakan karena Allah selalu dilibatkan dalam setiap tindakan.


Kontribusi kita dalam kehidupan ini tergantung sejauh mana kita memahami makna bismillah sebelum betul-betul bertindak. Sebagai contoh sudahkan kita berikhtiar agar ilmu kita bertambah, jika sudah apakah dalam penambahan tersebut kita menggunakan Asma-Nya dalam arti yang sesungguhnya. Contoh lain, setiap detik kita berupaya untuk berbuat manfaat seperti menolong orang lain yang sedang kesusahan. Maka bismillah sesungguhnya menjadi modal utama untuk berpartisipasi. Inilah yang kemudian yang disebut hidup dan menghidupkan. Hidup artinya berbuat baik sebagaimana Allah yang Maha Baik, di sisi lain kita menghidupkan berarti memberikan ruh dalam setiap aktifitas kita.


Menggunakan lampu dan air dengan bijak, merapikan sesuatu yang berantakan, membersihkan lingkungan merupakan salahsatu indikator keberhasilan kita berkontribusi nilai baik setiap saat ketika kita masih diberi kesempatan untuk hidup yang digunakan untuk berbakti dan melestarikan kenikmatan umur yang berharga.


Allah SWT telah mendidik hamba-Nya melalui perputaran malam dan siang secara silih berganti. Ketika malam, Ia menerbitkan bulan menghiasi langit yang berfungsi menerangi kegelapan. Begitu juga Allah juga menghadirkan matahari, menumbuhkan pepohonan dari curah hujan. Kebaikan-kebaikan ini, terkadang kurang kita renungkan untuk kemudian menjadi spirit kita dalam menghadirkan kebaikan di tengah-tengah kehidupan. Dengan demikian hidup ini akhirnya bukan menjadi sebuah beban, tetapi mewujudkan dan berbagi kemesraan dengan kehidupan sekitar.


Selanjutnya apabila kita sudah menyelesaikan pekerjaan selalu mengakhiri dengan ucapan "alhamdulillahi Robbil alamin" yang bermakna bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan dikembalikan kepada Allah SWT semata bukan yang lainnya. Allah yang mendidik, mengurus dan merawat alam semesta, motivasinya kita hadirkan sepenuhnya agar kita tak salah jalan. Sebab jalan salah hakikatnya adalah menentang ketentuan-Nya.


Intinya bahwa setiap detak nafas kita senantiasa bernilai ibadah baik untuk diri sendiri atau untuk kemanfaatan lingkungan sekitar. Ketika kita tidak serius memanfaatkan waktu atau tidak berbuat apapun, berarti kita mengurangi takaran atau bahkan meniadakan sama sekali kontribusi dalam kehidupan ini.


Walhasil, semua kebaikan yang dilakukan dan berusaha meningkatkan kualitas kebaikan itu, berarti kita berkontribusi dan berhijrah dalam arti yang sesungguhnya. Lalu bagaimana sesungguhnya posisi kita saat ini ?


1 Muharram 1443 H