Iklan

https://www.serikatnasional.id/2024/10/blog-post.html

Iklan

,

Iklan

Sambut HUT RI 76 Tahun, SBM Makassar Pentas Tari Caci

@SerikatNasional
15 Agu 2021, 22:05 WIB Last Updated 2021-08-15T15:09:15Z



Sulsel, Makassar, Serikatnasional.id | Menyongsong Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 76 tahun pada hari selasa (17/8/2021). Sanggar Budaya Manggarai (SBM) Makassar menggelar pentas seni budaya Manggarai bertempat di Vila Tanjung Bayang, Jln. Tanjung Bayang, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (15/8/2021).


Pentas seni yang ditampilkan yakni Tarian Caci Manggarai yang dimainkan oleh puluhan Mahasiswa maupun Pemuda Manggarai secara umum yang tersebar di Kota Makassar dan sekitarnya. Kegiatan ini berlangsung dari pagi hingga sore hari.


Ketua Sanggar Budaya Manggarai (SBM) Makassar Yohanes Hagun yang ditemui awak Media ditengah-tengah berlangsungnya Tarian Caci Manggarai mengatakan, pentas budaya ini merupakan agenda SBM yang dilaksanakan untuk menyambut perayaan hari besar nasional.


"Sanggar Budaya Manggarai (SBM Makassar) memang sudah lama melakukan kegiatan (Caci Manggarai) ini. (Ini) sudah menjadi agenda tahunan, (setiap tahun) tentunya setiap perayaan hari besar nasional misalnya 2 Mei (Hari Pendidikan), 28 Oktober (Hari Sumpah Pemuda), 17 Agustus (Kemerdekaan Republik Indonesia). (Kalau yang berlangsung) ini namanya pentas budaya tarian caci," ujar Yohanes.


Lebih lanjut kata Yohanes, kehadiran teman-teman di Sanggar Budaya Manggarai tidak lain ialah untuk menjaga dan melestarikan budaya Manggarai di tanah rantauan khususnya di Kota Makassar.


"Kita disini hadir dan ada untuk melestarikan budaya Manggarai. Disamping itu tetap kita juga mencari tau sejarahnya (Tarian Caci Manggarai). Tarian Caci ini diadakan untuk uji ketangkasan laki-laki, dan kegiatan ini diadakan untuk menjalin hubungan saudara-saudari yang terpisah, misalnya hubungan suami-istri, mertua dan mertua supaya ikatan persaudaraan itu tetap berjalan," jelas Ketua SBM Makassar sembari mengambil Sejarah Tarian Caci Manggarai dari sumber yang dipelajari selama ini.


"Tujuan dengan kegiatan (Pentas Budaya) ini untuk silahturahmi dan memperkuat tali persaudaraan sesama kita (Manggarai)," sambung dia.


"Tentunya kami Sanggar Budaya Manggarai sangat mengharapkan setelah dari kegiatan ini tentunya kita dalam keadaan sehat. saudara-saudara, orang tua dan kita semua bisa berkenalan, bersahabat, berteman dan (tentunya) kekeluargaan semakin kuat. Singkatnya, ingin mempertemukan saudara-saudara kami di (dari) Manggarai di Kota Makassar, mempererat hubungan kami," pinta Ketua SBM Makassar.


Sementara itu, Demisioner SBM Makassar Fransiskus Jebaru yang juga berada di lokasi pentas kepada Media mengungkapkan apresiasi kepada Panitia Pelaksana dan Pengurus Sanggar Budaya Manggarai Makassar yang berani mengambil keputusan dalam melaksanakan kegiatan ini.


"Tentu saya mau mengapresiasi kepada Panitia Pelaksana dan juga kepada Pengurus, karena jujur saja kegiatan ditengah Pandemi (Covid-19), tetap dengan kerjasama mereka (panitia dan pengurus) kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan protokol kesehatan," ujarnya.


"Dan saya secara pribadi salut dan apresiasi kepada mereka. Karena memang dalam kegiatan ini saya sebagai Demisioner tanpa campur tangan sedikit pun. Ini kegiatan pertama mereka untuk pengurus yang baru ini," ucap Alumnus STKIP YPUP Makassar Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris itu.


"Saya percaya bahwa pelestarian budaya Manggarai di Kota Makassar ini akan terus menerus tanpa putus karena sudah ada generasi. Disisi lain juga apresiasi buat antusias dari seluruh warga masyarakat Manggarai yang di Kota Makassar yang sementara menyaksikan pentas ini," yakin Fransiskus.


Mantan Ketua Sanggar Budaya Manggarai (SBM) Makassar itu mengungkapkan, walaupun ditengah Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh wilayah tanah air, namun SBM dapat menggelar Pentas Budaya Caci Manggarai. Ia juga sangat menghargai Budaya-Budaya yang ada di Kota Makassar.


Lanjutnya, kata Fransiskus, Sanggar Budaya Manggarai (SBM) Makassar yang berdiri tahun 2015 ini selalu mengadakan kegiatan Pentas Budaya Manggarai menyongsong perayaan hari besar nasional.


"Kita tau lah bahwa Pandemi ini membuat orang tidak bisa kemana-mana, tetapi punya cinta yang besar terhadap Budaya Manggarai, karena bagi kita budaya Manggarai itu adalah bagian dari diri kita walaupun kita sudah di tanah rantauan orang ini, tetapi kita tepat menggunakan diaspora. Artinya apa? Walaupun kita tetap menghargai Budaya-Budaya yang ada disini (Makassar), tetapi kita tetap terpadu pada Budaya Adat Manggarai," ujarnya.


"Berbicara terkait pementasan Tarian Caci Manggarai ini dilaksanakan setiap hari besar nasional salah satunya HUT Kemerdekaan RI. Dan SDM melakukan kegiatan ini sudah menjadi tradisi. Dan Puji Tuhan selama pelaksanaan kegiatan ini semakin banyak pemuda-pemuda generasi penerus yang cinta budaya, buktinya ini banyak yang terlibat. Yang terlibat pemain caci itu notabenenya Mahasiswa," ungkap Mantan Ketua SBM Makassar.


Fransiskus berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan untuk menciptakan generasi penerus yang cinta akan budaya adat Manggarai.


"(Kegiatan ini) jangan sampai disini saja, tetap konsisten dalam pengembangan pelestarian budaya Manggarai di Kota Makassar ini karena arus globalisasi saat ini. Harapan kepada pengurus adakan kegiatan seperti ini terus-menerus, jangan putus dan ciptakan generasi kedepannya," pintanya.


Disamping itu, Pembina Sanggar Budaya Manggarai (SBM) Makassar Primus Tarus yang dijumpai Media sesaat ingin meninggalkan lokasi kegiatan pentas budaya merespon positif kegiatan yang dilaksanakan pengurus SBM Makassar.


"Saya selaku Pembina dari Sanggar Budaya Manggarai (SBM) Makassar merespon sangat positif atas kegiatan yang dilaksanakan anak-anak Sanggar Budaya Manggarai di Kota Makassar ini," ujarnya.


"Point yang paling penting dari kami selaku pembina dari anak SBM adalah Sanggar Budaya Manggarai ini mereka melakukan kegiatan budaya ini semata-mata agar warga Manggarai yang ada di Kota Makassar atau perantau tidak lupa akan adat budaya Manggarai itu sendiri. Perlu digaris bawahi bahwa pentas adat dan budaya dalam hal ini pentas caci yang dilakukan Anak-Anak SBM ini semata-mata untuk memeriahkan dalam rangka 17 Agustus 2021 (HUT Kemerdekaan Republik Indonesia)," sambung Pembina SBM Makassar.


Lebih lanjut kata Primus, ditengah Pandemi Covid-19 ini tidak membuat Sanggar Budaya Manggarai Makassar menyerah dalam melestarikan budaya. Namun katanya, itu menjadi refleksi SBM untuk membangkitkan semangat dalam melaksanakan Pentas Budaya ini dan pengunjung sangat antusias.


"Walaupun kita tahu bersama bahwa saat ini NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) sedang dirundung duka yaitu masa Pandemi Covid-19. Tetapi dalam situasi Pandemi ini, Anak SBM tidak pernah menyerah untuk membangkitkan semangat yang membara bagaimana caranya untuk melawan duka yang dirasakan oleh NKRI dalam hal ini Covid-19. Dan tentunya untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (NKRI) itu sendiri," kata Pembina SBM Makassar.


"Point positifnya (pengunjung) sangat antusias sekali, sambutan dari masyarakat Manggarai pada umumnya," sambungnya.


Ia berharap dengan kegiatan pentas budaya yang dilakukan Sanggar Budaya Manggarai Makassar ini sebagai ajang untuk memperkuat silahturahmi dan rasa ikatan persaudaraan.


"Untuk kedepannya, kegiatan budaya ini tetap dikedepankan dan tentunya tetap menjaga silahturahmi persaudaraan. Itu yang penting, agar anak-anak (Manggarai) di rantauan ini kita tidak boleh saling sikut-menyikut, tidak boleh kita saling musuh-bermusuhan. Tentunya kedepan kegiatan budaya ini tetap kita lakukan dan kedepankan rasa persaudaraan," harapnya.


"Kiranya event (kegiatan Pentas Budaya) ini menjadi tempat, menjadikan ajang untuk pererat rasa persaudaraan kita ditanah rantauan," pesannya kepada seluruh masyarakat Manggarai yang ada di perantauan mana saja," tutup Pembina SBM Makassar.


Kegiatan Pentas Budaya Tarian Caci Manggarai yang dilaksanakan oleh Sanggar Budaya Manggarai (SBM) Makassar mampu menghadirkan kurang lebih 145 pengunjung atau penonton.(MK)