Karya: Muhammad Sahli
Sebuah nama potongan surga
Raudlatul Iman namanya
Taman orang-orang beriman yang bersolek keindahan
Telah hampir seabad mengisi kemerdekaan
Melanjutkan perjuangan leluhur yang timbul tenggelam
Engkau juga menyebutnya taman mesem
Karena taman surga selalu dihiasi mesem penghuninya
Berabjad-abjad telah kususun kerinduan
Namun engkau belum juga datang sekedar menyapa tembok-tembok yang diam
Begitu lama aku menetek di sedap air susumu
Teramat tajam pengkhianatan yang kuhunjamkan di jantungmu
Engkau menahan sakit yang terlampau dalam
Setelah kutusuk engkau dengan sebilah pisau kecerobohan
Namun engkau tetap tegak berdiri
Bahkan menari-nari seperti tak pernah tersakiti
Untuk sebuah cinta engkau tahan derita
Meski airmata yang tumpah telah menyuburkan samudera
Kini di rahimmu engkau kandung janin hasil percintaan orang-orang yang tak pernah lelah
Kelembutan dan gairah tak akan pernah kalah
Raudlatul Iman taman orang-orang yang masih setia menantang kesejatian
Jika taman ini tempat membasuh wajah yang lusuh
Mengapa hatiku tetap keruh
Apakah karena ubanku mulai tumbuh
Atau malam belum juga subuh dan langkahku terlalu jauh
Di sini yang engkau sebut Raudlatul Iman
Masih memegang erat pesan di saat orang-orang masih belum juga terjaga dari tidurnya
Bila belum juga ditemukan jalan ke taman
Apakah akan terus menunggu
Sampai bunga-bunga segar bertambah layu
Mari kita mandi bersama dan bermain-main
Sampai senja mengakhiri cerita
Teruslah belajar makna perjuangan sebelum mengaku pahlawan
Jangan berhenti memeras keringat pengorbanan agar tak dihakimi pecundang
Kesetian, ketulusan, dan kebersamaan menjadi identitas yang engkau beri nama Raudlatul Iman
18 Agustus 2021