SERIKATNASIONAL.ID|Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) menyambut positif pernyataan Pangdam Cendrawasih Mayjen Ignatius Yogo Triyono beberapa waktu lalu yang mendukung pendekatan dialog dalam mengatasi konflik di Papua.
GAMKI menilai, pendekatan dialog adalah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan konflik di Tanah Papua yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan menelan banyak korban jiwa.
"Kami menyambut positif pernyataan Pangdam Cendrawasih yang mendukung pendekatan dialog dalam penyelesaian konflik Papua. Harus ada insiatif bersama dari semua pihak untuk menghentikan kekerasan bersenjata dan mulai melihat bahwa pendekatan dialog adalah satu-satunya pilihan bagi kita untuk mengatasi konflik ini," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat GAMKI Willem Wandik dalam keterangannya pada Rabu, 17 November 2021.
Wandik mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pimpinan agama, tokoh adat, TNI Polri, kelompok sipil bersenjata, dan semua kelompok masyarakat Papua lainnya untuk memiliki paradigma yang sama dalam penyelesaian konflik Papua yakni dengan pendekatan damai.
"Berulang kali kami sampaikan di berbagai forum dan pertemuan, kekerasan hanya melahirkan kekerasan, kebencian hanya melahirkan kebencian, perang hanya menghasilkan airmata. Hanya dialog damai opsi satu-satunya yang harus kita pilih," tegas Wandik.
Wandik mengingatkan, dalam konflik yang berkepanjangan, ada banyak nyawa yang menjadi korban, dan banyak keluarga yang kehilangan orang-orang yang dicintainya.
"Konflik ini telah menelan banyak korban jiwa, dari masyarakat sipil, tokoh agama, tokoh adat, tenaga kesehatan, TNI Polri, kelompok sipil bersenjata. Sampai kapan akan terus terjadi. Saatnya kita menghentikan cara-cara kekerasan ini," lanjutnya.
GAMKI mendesak TNI Polri dan kelompok sipil bersenjata untuk segera menghentikan kontak senjata. Sejalan dengan itu, GAMKI juga mengharapkan segera ada inisiatif dari semua pihak, khususnya tokoh agama dan tokoh adat untuk membangun dialog damai.
"Kami mengharapkan para tokoh agama dan tokoh adat dapat mengambil inisiatif untuk membangun dialog. Dan kami minta agar pemerintah, TNI Polri, kelompok sipil bersenjata, dan berbagai lembaga Papua lainnya untuk menghormati dan mengikuti inisiatif ini, agar tidak ada lagi korban jiwa yang tertumpah darahnya di atas Tanah Papua yang seharusnya menjadi tanah damai bagi kita semua," pungkasnya.