Muhammad Sahli Hamid
Kini tentang semeru yang memuntahkan lava
Abu-abu berterbangan menggoda pandangan
Angin bercanda dengan pohon-pohon dan atap-atap rumah
Sebagian orang lari menghindar mencari perlindungan diri
Tapi tidak bagi seorang Rumini
Luka semeru luka kita semua
Luka yang lahir dari senyum tipis orang-orang yang tak pernah lelah
Senyum yang dibangun dari hamparan tetes keringatnya
Luka yang tumbuh dari pohon-pohon surga
Luka yang menjulang dari tembok yang menghimpit kesendiriannya
Meskipun doa amis yang terus bergerimis
Lahar panas tak seganas dalam siaran tv
Siapa yang lebih ganas dari Rumini
Banyak orang kemudian memetik tangis sampai airmatanya menumbuhkan pohon-pohon di tebing yang terimbas abu vulkanik
Ini tentang luka yang tak mungkin sembuh hanya dengan ungkapan bela sungkawa
Maka teruslah menanam meski kadang kering terpanggang
Atau dilumuri lumpur dan ducabuti dari tanah yang subur
Semakin ditimbun, pohon akan tumbuh mengusir batu-batu
Dan air memeluknya dengan mesra
Ollena Dung-Tedungan
08 Desember 2021