Makassar - BEM KM FKM UNPACTI Makassar Periode 2021-2022 menggelar dialog mengenang 21 tahun BEM KM FKM Universitas Pancasakti Makassar (Unpacti) dengan tema "Futuristik pendidikan di Indonesia dalam menghadapi era disruptif" yang bertempat di Aula Universitas Pancasakti, jalan Andi Mangerangi No. 73 kota Makassar pada Kamis 13 Januari 2022, pukul 17.00 WITA.
Ketua BEM KM FKM UNPACTI Makassar Rikardus Oki menyampaikan perlu melakukan kegiatan seperti ini, guna mengingatkan kembali kepada penerus BEM KM FKM bahwa ada dua poin penting yang perlu kita petik dari para insiator terbentuknya BEM ini, yaitu rasa solidaritas dan semangat.
"Dengan rasa solidaritas yang tinggi, para pendahulu berhasil membentuk BEM KM FKM (13 Januari 2021). Tentu ini sebagai tempat manampung segala bentuk aspirasi mahasiswa untuk menjalankan fungsi-fungsi mahasiswa. Dan para pendahulu BEM KM FKM juga memiliki rasa semangat untuk mendidik regenerasinya, karena itu mereka berhasil mencetak kader-kader yang bertanggung jawab terhadap lembaga BEM KM FKM, dan fungsi kontrol dari mereka itu tinggi terhadap lembaga," ungkap ketua BEM KM FKM UNPACTI Makassar kepada media ini, Jumat (14/1/2022)
Dia sampaikan sebagai penerus BEM KM FKM dua poin penting ini perlu kita ingat dan ini satu cara dari kepengurusan tahun ini agar tidak kehilangan generasi. Sifat-sifat kepemilikan ini yang harus kita tanam dalam pikiran kita.
"Saya berharap di usia ke 21 tahun BEM KM FKM Universitas Pancasakti, lebih eksis kedepannya dari pada kepengurusan tahun ini. Kita sebagai penerus bangsa harus lebih giat lagi dalam membangun ruang diskursus seperti ini. Sukarno pernah mengatakan "Jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujudkannya," ungkapnya.
Kegiatan dialog kebangsaan menghadirkan tiga narasumber yaitu: Wawan Setiawan (Ketua Umum HMI komisariat Persiapan Pancasakti), Hardianto Haris, S.KM.,M,SI (Ketua Ikatan Alumni FKM yang juga pernah menjabat 2 periode kepengurusan BEM FKM), dan Husni Mubarak (Kepala Bidang ISMKMI (Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia periode 2020-2021).
Hardianto Haris, S.KM.,M.SI menyampaikan Futuristik pendidikan dalam era disruptif tak hanya menuntut mahasiswa agar mampu menghadapinya, akan tetapi dosen/tenaga pengajarpun harus bisa menghadapinya bahkan dosen harus mampu berinovasi model - model pembelajaran yang tidak modern.
"Disruption bagi dosen solusinya adalah pengembangan diri. Bagaimana pendidikan akan maju, jika masalah disruption saja tidak mampu menangani. Inovasi dan pembaruan itulah kuncinya. Mengajar dengan inovasi. Pembaruan-pembaruan dalam pembelajaran pasti dapat. Mengajar tidak hanya dengan ceramah, menggunakan buku, dan penugasan. Lalu, selesai. Itu bukan dosen disruption," jelasnya. (Gunawan)