LAMPUNG TIMUR - Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) rapel Januari hingga Maret 2022 dari Kemensos, hari ini, Minggu (27/2/2022) sudah memasuki hari kedua proses pencairan.
BPNT berupa uang tunai Rp 600 ribu itu, di wilayah tenggara Lampung Timur, pencairannya di lakukan di Kantor Pos Desa Mataram Baru, Kecamatan Mataram Baru kabupaten setempat.
Namun, ditengah upaya keras pemerintah agar bantuan diterima langsung oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) masih ada saja upaya upaya nakal oknum Kepala Dusun (Kadus) untuk mencari keuntungan dibalik bantuan.
Berdasar informasi yang berhasil di himpun media ini, KPM di Kecamatan Bandar Sribawono rata-rata mengeluhkan adanya hal tersebut. Mereka mengaku diharuskan mengumpulkan uangnya setelah di cairkan.
Tujuannya yakni untuk dihimpun dan dikoordinir agar uang tersebut dibelanjakan ke E-Warung seperti penyaluran BPNT sebelum adanya Surat Edaran Kemensos. Padahal uang tersebut boleh dibelanjakan di warung mana saja.
Kepada media ini, Riska anak Kadus VII, Desa Srimenanti Kec. Bandar Sribhawono menjelaskan di dusunnya ada 8 KPM penerima BPNT. Ia mengaku tidak tahu teknis penyalurannya.
“Untuk bagaimana teknisnya saya tidak mengetahui, hanya saja kemarin saya di beri mandat oleh bapak untuk memberi tahu kepada KPM agar setelah mengambil uang di serahkan ke kepala dusun untuk di arahkan ke E-Warung,” ujar Riska.
Suprihatin salah satu KPM warga Desa Waringin Jaya kecamatan setempat juga menjelaskan bahwa setelah uang bantuan BPNT di ambil dari kantor Pos, dirinya di suruh mengumpulkan uang nya di Kadus setempat untuk di belanjakan di E-Warung yang sudah di siapkan.
“Itu anjuran dari kepala dusun yang membagikan surat panggilan agar mengambil bantuan di kantor pos, kami juga di suruh sedia materai dan di berikan surat edaran bahwa setelah mengambil untuk mengumpulkan dan membelanjakan di E-warung,” kata dia saat di kantor Pos.
Selain itu, salah satu KPM asal Desa Bandar Agung kecamatan setempat juga membenarkan bahwa setelah mengambil uang dari kantor pos juga di suruh mengumpul kan ke Kadusnya.
Salah satu Kadus IV, Desa Waringin Jaya, Surat membantah pernyataan KPM tersebut. Menurutnya, ia berada di Kanor Pos hanya sebatas mengawal warganya. “Warga mengambil dana bantuan 600 ribu, setelah pengambilan uang untuk di belikan sembako,” ucapnya.
Ia pun menyatakan kurang faham, tapi menurutnya bebas dan tidak ada himbauan untuk membeli sembako di suatu tempat. “Karena saya juga belum paham, dan selanjutnya saya tidak mengetahui nya,” tambah Surat.
Muhaji selaku TKSK Bandar Sribawono saat di konfirmasi menjelaskan bahwa dirinya di Kantor Pos Mataram Baru hanya bertugas mendampingi KPM. “Jika mau tahu lebih lanjut silahkan bertanya ke KPM. Setelah masyarakat mengambil itu bukan lagi tugas saya,” tandasnya.
Namun, ketika di tanya terkait tanggapan atau himbauan agar para KPM tidak ragu mebelajakan bantuan uang nya, Muhaji hanya menjawab uang tersebut untuk di belikan sembako namun tidak memberikan himbauan apa pun.
Sementara selaku Kades Sribhawono, Wisnu panggilan akrabnya, sudah menduga akan jadi rame. Ia pun tidak menyuruh Kadusnya memberi himbauan apapun ke KPM. Namun, jika memang di perlukan bukti belanja, ia akan minta ke KPM .tutupnya (Vin/tim)