PURWOREJO - Perjuangan Warga Wadas mempertahankan sumber hidup dan kehidupannya direspon dengan kekerasan oleh negara. Pengerahan ribuan personel POLRI dan kriminalisasi yang dialami warga menjadi teror yang dilakukan negara terhadap warganya.
Solidaritas Perempuan mengecam kekerasan dan perampasan sumber kehidupan perempuan di Wadas.
Dinda Nuur Annisaa Yura, Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan ini menyampaikan bahwa pada hari ini ribuan polisi masuk ke Desa Wadas dengan senjata lengkap.
Menurutnya, kehadiran mereka menimbulkan goncangan dan trauma bagi warga, terlebih dengan penangkapan setidaknya 60 orang warga dan pendamping, termasuk di antaranya perempuan dan anak-anak yang sampai saat ini masih ditahan.
"Polisi menurunkan banner protes penolakan tambang batu andesit yang menjadi ekspresi perlawanan warga Jelas Dinda Nuur Annisaa Yura.
Mereka juga sempat mengambil paksa alat pertanian dan pisau-pisau yang biasa digunakan untuk menganyam besek.
"Pernyataan Ganjar Pranowo yang mengatakan bahwa polisi yang datang tak lepas dari menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat bertentangan dengan fakta terjadinya," Bebernya.
"pengepungan, penangkapan warga dan pendamping, intimidasi serta kekerasan yang dilakukan aparat di Desa Wadas,"imbuhnya.
Penolakan Masyarakat Wadas, terutama perempuan atas penambangan Bendungan Bener dimulai sejak tahun 2015, Bagi mereka, tanah adalah ibu, darah daging mereka: sumber kebahagiaan, sumber keselamatan dan sumber kebijaksanaan hidup.
Maka, proyek penambangan batuan andesit dan Bendungan Bener akan menjadi petaka. Menganyam besek menjadi simbol perlawanan perempuan yang bertekad mempertahankan vegetasi bambu yang terancam proyek penambangan. Menganyam juga mencerminkan tradisi yang dijaga oleh perempuan Wadas dalam merajut kebersamaan dan perjuangan merawat alam, termasuk menjaga ketersediaan air.
“Kehadiran aparat hari ini di bumi Wadas menunjukkan bahwa negara tidak hadir untuk pemenuhan hak dan kesejahteraan warganya, melainkan untukmerampas kehidupan warga” ujarnya.
Untuk itu kami mendesak agar :
1. Hentikan intimidasi dan kekerasan di desa Wadas dan kembalikan barang milik warga yang dirampas paksa oleh POLRI.
2. Tarik mundur pasukan POLRI dari desa Wadas
3. Bebaskan warga dan pendamping yang ditangkap paksa oleh Polsek Bener.
4. Hentikan pengukuran tanah yang dilakukan oleh Tim Pengukur dari Kantor Pertanahan Purworejo dan rencana pertambangan di Desa Wadas, Bener, Purworejo.
5. Pemulihan Trauma warga, terutama perempuan dan anak-anak. (Red)