Seperti yang kita ketahui sekarang ini sedang memasuki musim hujan. Pikiran kita tentang hujan tidak terlepas dari bahaya seperti banjir dan tanah longsor (Arsi Kurniawan, 2020). Sebagai manusia yang punya keterbatasan, kita selalu berpikir dengan adanya hujan selalu membuat manusia merasa kesulitan untuk membuat sesuatu hal, seperti mengganggu seluruh aktifitas manusia.
Disisi lain, hujan datang itu dimaknai sebagai berkat yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa untuk membuat seluruh tanaman manusia menjadi subur dan tumbuhan-tumbuhan lainnya.
Kesulitan seperti ini tentu didasarkan atas manusia dalam memahami adanya hujan. Manusia Sebagai ciptaan Tuhan memahami hujan hanya memberikan pikiran mereka kedalam situasi yang sangat sulit. Situasi ini tentu akan membuat pikiran kita timbul pikiran yang negatif.
Dari hal itu kita bisa belajar bahwa hujan jatuh berkali-kali itu dimaknai dengan kesenangan pribadi manusia. Mungkin disisi lain kita kekurangan air, sehingga kita mengharapkan datangnya hujan.Saat kita sedang melaksanakan kegiatan, hujan pasti paham bahwa manusia tidak menginginkan datang hujan.
Berdasarkan catatan pemerintah detikcom, banjir besar sudah melanda Kalimantan Selatan pada Januari 2021. Selanjutnya pada Mei, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur juga dilanda banjir besar. Banjir yang menimpa kota Kalimantan tentu sangat tidak diinginkan oleh semua masyarakat. Karena dengan adanya banjir semua aktifitas sekolah dan perkantoran akan terganggu,lalu-lintas kendaraan dan jalan kaki juga terhalang.
Masyarakat mulai kesal dengan keadaan seperti itu. Ditengah kondisi banjir Kalimantan dan sekitarnya justru membuat pemerintah kota sebagai pihak yang harus bertanggung jawab dalam menangani masalah banjir. Masalah banjir itu menjadi perhatian dan urusan pemerintah, semua masyarakat itu menyerahkan kepada pemerintah untuk bertanggung jawab.
Banjir ini seolah-olah harus ditangani pemerintah untuk segara menyelesaikan. Masyarakat yang sedang dilanda banjir itu menuntut pemerintah untuk segera menyelesaikan.
Namun, masalah banjir yang menimpa kota Kalimantan, itu sebetulnya masyarakatlah yang menjadi pihak bertanggung jawab untuk mencegah adanya banjir. Karena adanya banjir itu ulah dari manusia sendiri yang tidak membuang sampah pada tempatnya. Sebetulnya masyarakat bisa dituntut kembali oleh pemerintah, pemerintah seharusnya menegaskan kembali kepada masyarakat atas apa yang terjadi.
Di Indonesia masalah seperti ini selalu menjadi tanggung jawab pemerintah tampa mereka sadari bahwa itu adalah ulah mereka sendiri. Kita memang berada disebuah negara yang dipimpin oleh pemimpin, bukan berarti segala masalah itu menjadi tanggung jawab pemerintah.
Merawat Lingkungan Kita
Masalah banjir di Kalimantan merupakan sebuah masalah semua masyarakat. Masalah ini harus menjadi pelajar penting bagi kota-kota lain supaya merawat alam dengan baik. Mari bersama untuk merawat alam mulai dari kesadaran kita dalam melestarikan alam. Mungkin ditempat lain tidak terjadi banjir, tetapi bencana alam lainnya seperti longsor pasti terjadi karena kita tidak merawat Alam.
Saat ini, banyak sekali menebang pohon secara liar demi mengambil keuntungan untuk dijual tanpa disadari bahwa akan terjadi longsor. Dimana-mana hutan kurang demi mencari keuntungan ekonomi. Kita akan kehilangan alam daya terpenting dimasa depan, karena keegaran alam bagi ulah manusia. Belum lagi dengan hutan yang terbakar, itu akan menjadi rumit untuk kedepannya yang nanti akan terjadi.
Kita harus musyawarah bahwa bencana alam itu tidak akan terjadi lagi. Tetapi kita tidak boleh mementingkan diri sendiri dibandingkan alam. Kita harus merawat alam sebagai sumber hidup bagi generasi yang akan datang.
Kita harus percaya diri untuk usaha bersama dalam merawat alam supaya kita dijauhkan dari bencana alam.Tetapi kita harus tetap merawat karena merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Nilai dasar alam manusia itu akan terus berusaha merawat dan menjaga alam.
Penulis: Rosalia Astika Oda Hamung
(Mahasiswi UNIKA Santu Paulus Ruteng Prodi PGSD)