Jadikan aku hujan lebat yang dingin
Akan kugambar kisah dengan muara air
Akan kubuatkan bendungan yang dipenuhi cinta
Akan kupenuhi jiwamu dengan rintiknya rindu
Ajari aku menjadi hujan
Agar aku bisa membantu mengobati hausmu
Haus akan dentuman rindu
Mengalirkan kesejukan pada tubuhmu yang basah
Ijinkan aku menjadi hujan
Aku ingin memasang musik dengan jatuhnya aku
Membuat alunan kasih pada dinginnya cintamu
Tapi, inilah janjiku padamu
Tidak ada petirpun yang membuatmu benci kepada diriku.
Hujan dan Namamu
Mendengarkan suara yang paling merdu dan ramai
Benak menyapa raut wajah yang nyaris tenggelam
Dalam lautan mimpi sang pengcipta malam
Melawan hujan, merayukan jejak tanpa nama dunia
Dia ingin mencoba membaca arah
Dalam gelap ini, memanggil cahaya
yang tersembunyi di balik aksara
Berdiri sendiri mencoba mengenal suara kerinduan
Adakah dia di sana masih terpaku menatap kenangan rindu
Kemana kau akan berlari
Melepas pagi dan mencoba memutar mentari
Apakah kau masih terlelap dan terus bermimpi
Memuja cinta tanpa rasa haus sedunia
Kenangan hujan memanggilmu,
dan tetap memanggil namamu
Meski luka mencoba menjauhkan
dirimu dari putaran waktu masa lalu
Bintang di sana masih merindukanmu
Untuk kembali padanya,
tanpa menghapus rintikan hujan di wajahmu.
Karya: Romanus Kabit
(Mahasiswa UNIKA St. Paulus Ruteng Prodi PBSI)