SUMBAWA BESAR - Ribuan massa aksi Aliansi Mahasiswa Sumbawa Menggugat menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Sumbawa dan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kab. Sumbawa pada, Senin (18/04/2022). Masa aksi yang berasal dari berbagai kampus di Kab. Sumbawa seperti Universitas Sumbawa (UNSA), Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) dan Lainnya menuntut Pemerintah Kabupaten Sumbawa menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat seperti harga minyak goreng, harga bbm, tarif listrik, harga gabah, harga obat-obatan pertanian.
Massa Aksi juga menuntut 10 program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Kab. Sumbawa (Mo-Novi) sesuai janji politiknya terhadap masyarakat untuk segera ditunaikan.
Selain itu massa aksi juga meminta pemerintah Kab. Sumbawa untuk melibatkan instrumen Negara yaitu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) menjadi induk pada perhelatan event MXGP Samota, Sumbawa.
Koordinator Lapangan (Koorlap) M. Wahyu Kurniawan menyampaikan bahwa semenjak dilantiknya Mo-Novi sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa Tahun 2021 yang lalu sampai hari ini belum merealiasasikan apa yang menjadi program unggulan terlebih khusus di sektor pertanian sampai saat ini belum ada strategi kongkrit dan inovasi untuk menyelesaikan persoalan pupuk bersubsidi maupaun harga hasil pertanian dan industrialisasi hasil pertanian di Kab. Sumbawa.
"Harga Gabah sesuai Praturan Menteri Perdadangan Nomor 24 Tahun 2020 pasal 3 itu sangat jelas bahwa harga di Petani Rp. 4.200'00, akan tetapi yang terjadi dilapangan justru merugikan petani, harga Gabah di Kab. Sumbawa Rp. 3.200'00," jelasnya.
Wakil Bupati Sumbawa Dewi Noviany, S.Pd, M.Pd di aula Madilaoe ADT lantai 3 kantor Bupati menjawab tuntutan mahasiswa bahwa memang harga gabah dimana-mana saat panen selalu anjlok.
"Oleh karena itu disinilah fungsi Bulog untuk menyerap harga gabah sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah," jelasnya.
Wakil Bupati Dewi Noviani meminta dan menantang teman-teman mahasiswa untuk melakukan invosi pupuk murah.
"Saya tantang adik-adik untuk berinovasi menciptakan pupuk murah, agar kita tidak tergantung lagi dengan jatah pupuk subsidi atau pupuk non organik," ajaknya.
Adapun 10 tuntutan massa aksi yaitu;
1. Turunkan harga BBM, minyak goreng, dan bahan pokok lainnya (Sembako).
2. Tolak kenaikan harga Gas Elpiji dan tarif listrik.
3. Tolak Pindah Ibu Kota Negara (IKN) baru karena merusak lingkungan dan melanggar UU Nomor Tahun 1950.
4. Laksanakan Pasal 33 UUD 1945.
5. Tolak revisi RUU SIKDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003.
6. Cabut UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
7. Segera atasi KKB di Papua.
8. Tetapkan standarisasi harga komoditas pertanian dalam bentuk (SK/PERDA).
9. Evaluasi 10 program unggulan Mo-Novi.
10. Stop refresifitas dan intimidasi gerakan rakyat.
Diakhir, Memorandum Understanding (MoU) antara pihak Aliansi Mahasiswa Sumbawa Menggugat dengan Pemerintah Kabupaten Sumbawa yaitu;
1. Pemerintah Kab. Sumbawa sepakat untuk bekerjasama dengan BULOG sebagai partner untuk memproduksi beras milik petani lokal.
2. Pemerintah Kab. Sumbawa akan mengeluarkan intruksi agar seluruh PNS/ASN untuk memproduksi beras yang diproduksi oleh BUMD (dalam jangka panjang).
3. Pemerintah akan mewajibkan retail modern seperti Alfamart/Indomaret untuk menjual beras yang diproduksi oleh BUMD (dalam jangka panjang). (hamran)