SUMENEP - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Sumenep (BEMSU) gelar aksi bakar lilin di Depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Sumenep, Kamis, 07 Maret 2022, malam.
Keterangan Ketua BEMSU, Nur Hayat Aksi bakar lilin merupakan simbol kematian DPRD Sumenep atas ketakberpihakannya kepada rakyat kecil. Naiknya harga BBM dan kebutuhan pokok, nyata-nyata memberatkan dan semakin memperburuk nasib mereka.
“DPRD justru diam, berpihak kepada kebijakan pemerintah, dan berpaling dari keluh kesah rakyat kecil,” tukas Hayat.
Selain itu, Hayat lalu menegaskan bahwa kematian DPRD Sumenep ditunjukkan oleh sikapnya yang tidak menemui peserta aksi. Padahal mahasiswa hanya ingin menyampaikan jeritan rakyat kecil karena BBM naik dan kebutuhan pokok juga ikut melambung.
“Beberapa tuntutan yang kita bawa ke sini tidak digubris, bahkan tidak ditemui. Jika saja memang ditolak, tapi harusnya DPRD peka dengan cara menyurati DPR RI sebagaimana tuntutan yang kita sampaikan kepada mereka,” jelasnya.
Selama tidak ada tindakan dari DPRD Sumenep, BEMSU mengaku tetap konsisten dan berkomitmen untuk menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM dan bahan pokok.
Seharusnya kata Hayat, ketika timbul keresahan masyarakat, Mahasiswa tidak perlu turun jalan. Justru DPRD yang lantang menyuarakan dalam forum narasi-narasi kerakyatan.
“Bukan malah bungkam,” tandasnya.(RED)