Sumenep - Ketua Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumenep, Qudsiyanto, inginkan PMII dapat penuhi tantangan zaman. Menurutnya, peningkatan kemampuan kader perlu terus dilakukan. Eksistensi PMII harus menjadi corong pergerakan pemuda Indonesia, bahkan Dunia.
"Untuk menjaga eksistensi PMII Sumenep jangan pernah lepas dari Tri Motto nya, yakni dzikir fikir dan amal saleh. Membaca, diskusi dan aksi, adalah bentuk implementasi dari Tri Motto tersebut, sehingga keberadaan PMII Sumenep tetap menunjukkan eksistensinya," kata Qudsiyanto, Ahad (17/04/2022).
Mantan ketua Komisariat PMII Guluk-Guluk itu mengatakan, bahwa dalam menjawab tantangan zaman kader PMII perlu adanya pemupukan skill baik itu softskill maupun hardskill. Sehingga, kader-kader PMII Sumenep semakin siap dan relevan dalam menghadapi tantangan zaman.
"Peningkatan skill kader harus ditingkatkan dalam memenuhi kebutuhan zaman," ucapnya.
Dalam menjaga keseimbangan, Lanjut dia, antara beragama dan bernegara, PMII tidak boleh lepas dari paham Aswaja. Ia menyebut bahwa paham Aswaja merupakan pondasi utama dalam mengawal isu agama, bangsa maupun dunia.
"PMII Sumenep khususnya jangan pernah lepas dari paham Aswajanya, karena ini pondasi utama dalam mengawal isu-isu baik yang berhubungan dengan agama, bangsa maupun negara," ujar Mahasiswa Pascasarjana IAIN Madura itu.
Ia berharap, ke depan PMII terus progresif dalam memberikan gagasan yang membangun. Setiap gerakan yang dilakukan harus menjadi kontrol setiap kebijakan. Sehingga, cita-cita PMII sebagai poros pergerakan mahasiswa dapat menjadi corong pemuda Indonesia hingga dunia terwujud.
"Di momentum Harlah PMII yang ke 62 ini, kami berharap PMII semakin progresif baik dari ide dan gagasannya yang bersifat membangun, serta dalam gerakannya sebagai kontrol kebijakan. Kami juga berharap PMII semakin mendunia," pungkasnya.(GLB)