JOMBANG - Setiap infrastruktur fisik yang ada di desa dan menggunakan uang negara atau uang rakyat, dalam pembangunan pekerjaannya harus ada perencanaan design sebelum dilaksanakan pengerjaannya.
Hal itu, untuk mengakomodasi pengeluaran biaya yang dipergunakan untuk pembangunan, serta masyarakat maupun publik bisa ikut mengawasi saat proses pengerjaan ataupun anggaran yang dialokasikan.
Tetapi tidak demikian untuk pembangunan Duiker beton yang berada di Dusun Grenggeng Desa Rejoagung Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang, Jawa Timur itu, diduga fisik bangunan sudah selesai dikerjakan, tetapi perencanaan masih baru dikerjakan.
Dari penelusuran dan konfirmasi yang dihimpun oleh awak media koranpatrolixp com, saat menggali keterangan kepada Kades Rejoangung, mendapati jawaban, bahwa betul pekerjaan Duiker itu sudah selesai tetapi perencanaan masih dalam proses. Rabu (27/04/2022).
"Duiker itu memang pekerjaan TPK Desa, dan barusan selesai dikerjakan," tutur Kades Rejoagung.
Saat ditanya, berapa nilai anggaran yang dialokasikan untuk pekerjaan tersebut, sebab, dilokasi pekerjaan tidak nampak keterangan proyek dipasang.
"Belum tahu mas, karena anggaran untuk pembangunan itu, belum cair, kita nalangi dulu, kasihan warga karena Duiker itu jebol soalnya," jelasnya.
Dan saat disinggung, terkait perencanaan design dan administrasi untuk pembuatan estimasi biaya, apakah masih dalam proses atau belum dikerjakan oleh Kaur Perencana Desa.
"Monggo mas dateng Baldes mawon untuk konfir terkait hal itu (silahkan datang ke kantor desa saja mas, untuk konfirmasi terkait hal itu), biar dijelaskan sama Ketua TPK," tambahnya.
Terpisah, dihari yang sama, awak media mencoba mengorek keterangan kepada narasumber yang ditemui tidak jauh dari lokasi pekerjaan, dan mengatakan. Rabu (27/04/2022).
"Memang betul mas, kalau pekerjaan pembangunan Duiker beton yang berada di Dusun Grenggeng itu baru saja selesai dikerjakan, dan saat ini masih diberi rambu - rambu supaya tidak dilewati kendaraan berat," ungkap narasumber pada media, dan dirinya berpesan, supaya namanya tidak disebut.
Setiap pembangunan yang ada di desa, lanjut sumber, pasti ada transparansi, mulai dari fisik pekerjaan maupun biaya yang digelontorkan, berapa, Pemdes Rejoagung tertutup untuk itu.
"Pemdes Rejoagung sangat tertutup dalam hal anggaran dan volume pekerjaan, sebab, setiap pekerjaan di Desa harus ada keterbukaan dan transparansi" cetusnya.
"Jika sistem pengerjaannya didahulukan pembangunannya, sedangkan perencanaan untuk biaya belakangan, bukan tidak mungkin, pasti terjadi rawan korupsi anggaran dan penyimpangan dari bestek sangat rawan," sumber memungkasinya.
Sampai berita ini diunggah, media terus menggali keterangan kepada Ketua TPK Desa, sebab belum bisa ditemui dan belum mendapatkan penjelasan secara detail pada dugaan itu, dan keterangan maupun kejelasan terus diupayakan. (RED)