Sumenep - Pekerjaan infrastruktur berupa pengaspalan jalan lingkungan yang berada di Desa Guluk - Guluk Kecamatan Guluk - Guluk Kabupaten Sumenep Jawa Timur itu, kondisi fisik jalan aspalnya sangat memprihatinkan, mulai dari rusak berlubang, mengelupas, bahkan dibeberapa titik sudah ditumbuhi rumput, disinyalir spesifikasi aspal tidak sesuai bestek untuk jenis pekerjaan aspal Lapen (lapisan penetrasi).
Perihal itu, diungkapkan oleh narasumber saat awak media berada dilokasi pekerjaan, dan tidak sengaja menemui dan mengkonfirmasi pada pekerjaan pengaspalan jalan itu, hanya saja dirinya berpesan, supaya namanya tidak disebut pada pemberitaan media massa, dan memaparkan, Sabtu (12/06/2022).
"Pekerjaan aspal jalan desa Guluk - Guluk sangat memprihatikan, fisik bangunan seharusnya bisa bertahan sampai lima atau enam tahun kedepan, justru tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pekerjaan yang baru selesai akhir bulan mei sudah amburadul, diduga pekerjaan dilaksanakan asal - asalan, publik mempertanyakan spek pekerjaan yang didanai oleh Pemerintah provinsi tersebut.
Pada material yang digunakan, lanjut penyampaian narasumber, batu pecah mesin juga terpantau ada campuran batu bulat seperti kerikil pasir tersaring, serta volume aspal perekat yang dihampar oleh pelaksana pekerjaan dirasa kurang dari volume standar pada pekerjaan jenis lapisan penetrasi (lapen)," katanya.
Diketahui pada keterangan prasasti proyek yang terpasang di lokasi pekerjaan, bahwa proyek itu bersumber dari dana HIBAH Provinsi Jawa Timur tahun 2021, dengan volume pekerjaan 2.20x 500m dikerjakan oleh Pokmas Joko Tole.
Baru dikerjakan baru-baru ini padahal anggaran 2021. "Kami menduga pekerjaan tersebut melewati batas yang di tentukan," terangnya.
Dalam keterangan acuan dari HSPK tahun 2021 Provinsi Jawa Timur, dari kode analisa harga satuan K.615 diketahui bahwa rinciannya adalah 0,8 liter/m3 lapis pertama, hamparan batu 3/5 dan 2/3, selanjutnya aspal cair 2,5 liter/m2, hamparan pecah mesin 1/2, lapis ketiga aspal cair 1,5 liter/m2, dan penutup akhir abu batu atau pasir blinder.
Sayangnya, dari anggaran yang di gelontorkan pemerintah pusat disinyalir kurang dimanfaatkan dengan baik, Publik semacam dimanipulasi proyek hibah yang seharusnya di kerjakan tahun 2021 malah dikerjakan diluar batas pengerjaan.
Publik Semakin bertanya-tanya setelah dipasangnya prasasti proyek selesai, pasalnya proyek pengaspalan yang menggunakan dana hibah tersebut tidak mencantumkan besaran anggaran. (TIM)