Jombang - Jenis kegiatan berupa pembangunan perkerasan jalan usaha tani, pada pekerjaan jalan rabat beton yang berada di Dusun Turi 1 Desa Kedungturi Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang Jawa Timur, disinyalir terlalu longgar total anggaran yang dialokasikan, jika dibandingkan dengan volume yang dilaksanakan.
Terlihat fisik bangunan jalan rabat beton dalam pantauan dilokasi pekerjaan, telah nampak agregat batu pecah mesin dibeberapa titik sudah mulai mengelupas, dan juga ada yang sampai pecah tebus pada rabat beton itu. Disinyalir tidak sesuai dengan komposisi mutu beton standartnya yaitu 1pc : 2psr : 3krl.
Dari dugaan kejanggalan dan penyimpangan pada spesifikasi mutu maupun kualitas betonnya, hal itu mengundang warga dan narasumber, menyoroti pada proses dan hasil pekerjaan jalan rabat beton itu. Dan memaparkan, Sabtu (25/06/2022).
"Jalan rabat beton dititik 1 sebelah Utara pos kamling yang menyambung pekerjaan JUT tahun kemarin itu baru selesai dikerjakan, tetapi fisik bangunannya sudah ada yang retak tebus, bahkan dibeberapa titik agregat material batu pecah mesin muncul keluar permukaan cor" tutur narasumber sambil berpesan, agar namanya tidak dipublikasikan.
Menurutnya, (sumber keterangan - red), bahwa komposisi dan kualitas bangunan jalan rabat beton itu kuat dugaan tidak sesuai dengan takaran perbandingan pada standart betonnya yang tertuang pada bestek yaitu 1 : 2 : 3, dan terlihat juga pada permukaan atas rabat beton tersebut disiram dengan air semen untuk menyiasati mutu beton pada pekerjaan itu.
Masih dari pemaparan narasumber, "Jika kondisi saat ini sudah mulai menunjukkan tingkat kerusakan pada jalan rabat beton itu, saya meyakini bahwa bangunan tersebut tidak bisa bertahan lama umur betonnya, dan pemanfaatan bagi warga juga terpengaruh oleh rusaknya jalan" tambahnya.
"Selain itu, pada saat proses pemerataan lapisan bawah sebelum dilakukan pengecoran beton mutu, terlihat pula, bahwa urugan pasir bawah rabat beton kurang maksimal dalam pemadatannya, itu bisa menjadikan penurunan beton dan bisa menyebabkan jalan beton pecah" tandas narasumber.
Dari penjelasan narasumber lain, juga senada terkait pekerjaan jalan rabat beton itu, tetapi dalam hal jumlah anggaran yang dialokasikan dengan volume pekerjaan yang sudah dilaksanakan, mengundang publik untuk menyoroti pekerjaan itu.
"Jika diketahui volume dari kedua titik pekerjaan tersebut, saya merasa bahwa total anggaran yang dialokasikan sangatlah besar dan terlalu longgar, itu yang menjadi publik menyoroti pekerjaan tersebut" ungkap narasumber.
Dirinya menyayangkan, jika anggaran Pemerintah yang digunakan untuk pekerjaan itu telah dimark up harga satuan betonnya, dan hal itu juga bisa disinyalir mengarah kepada korupsi anggaran yang digelontorkan.
Dari keterangan papan kegiatan proyek, telah diketahui bahwa nilai anggaran yang dialokasikan senilai Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) dengan volume pekerjaan 2,5 x 144m terdiri dari titik 1 yaitu 2,5 x 88m lalu titik 2 yaitu 2,5 x 65m bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2022 dikerjakan oleh TPK Desa.
Pada acuan mutu beton K.175 menggunakan mesin molen dengan takaran 1pc : 2psr : 3krl pada HSPK tahun 2022, analisa harga satuan beton ialah Rp.1.261.376 per kubik, sedangkan analisa harga satuan untuk besi polos ialah Rp.14.500 per kg. Jadi berapa analisa harga satuan yang dibuat oleh Kaur Perencana Desa maupun Pendamping Desa, hal itu menuai sorotan.
Untuk mencari informasi pada dugaan ketimpangan dan penyimpangan pekerjaan jalan rabat beton itu, awak media koranpatrolixp com mencoba menghubungi Kades Kedungturi Sugito, dan Kades sedikit memberikan uraian pekerjaan tersebut. Sabtu (25/06/2022).
"Dari fisik yang diketahui ada kejanggalan pada kerusakan bangunan jalan rabat beton itu, nanti kita akan lakukan perbaikan mas" jelas Kades membalas konfirmasi awak media via pesan WhatsApp-nya.
Saat ditanya, jika diketahui dari keterangan anggaran yang dialokasikan dengan pekerjaan yang sudah dilaksanakan, berapa estimasi untuk membuat kebutuhan pada pekerjaan jalan rabat beton itu yang dikerjakan oleh Perencana, atas dugaan terlalu besar atau terlalu longgar, dan Kades menjawab.
"Nanti coba kita cek dan koordinasikan lagi dengan perencana maupun pendamping dahulu, kalau harga yang kita buat terlalu besar, menurut anda berapa standart harganya per kubik untuk beton dan besi" Kades memungkasi.
Dari hasil keterangan maupun konfirmasi yang dihimpun, belum ada penjelasan secara detail terkait dugaan pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi dan terlalu longgar anggarannya, tetapi usaha awak media terus melakukan pengembangan informasi perihal pekerjaan itu, sampai berita ini diunggah terus diupayakan.
(hdk)