PAMEKASAN - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Pamekasan Akhmad Zaini menanggapi terkait disegelnya Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rekkerek 4 Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan Madura Jawa Timur, pada Kamis (21/07/2021) pagi.
Menurut Kadisdik, pihaknya sudah berulang kali memediasi terkait masalah yang sedang ada saat ini, akan tetapi karena yang sebenarnya terjadi adalah masalah internal pemilik tanah dengan pihak Desa.
Pihak Desa dan pihak pemilik tanah sudah ada perjanjian antara mereka sebelumnya terkait tukar guling tanah tersebut.
Kalau dengan Disdik sudah ada kesepakatan serta perjanjian sejak 2009 lalu, antara Disdik dengan pihak keluarga pemilik tanah, yakni pihak pemilik tanah bersedia menghibahkan tanahnya untuk dijadikan dan ditempati sekolah dengan kompensasi, salah satu dari keluarga mereka (pemilik tanah) dijadikan tenaga penjaga sekolah dengan gaji UMK (Upah Minimum Kabupaten) setiap bulan.
"Dan kita sudah penuhi semua itu selama ini, serta membayarnya dengan UMK, ya karena tanahnya dihibahkan itu," tutur Zaini kepada beberapa awak media saat ditemui diruang kerjanya.
Ditanya terkait informasi jika tanah tersebut akan dijual, Zaini mengatakan itu tidak serta merta langsung bisa dijual, selayaknya jual tanah pada umumnya.
"Kalau mau dijual pada kami (Aset Negara), maka kami memakai Apreser, yakni tukang tafsir harga tanah, jadi kami tidak bisa memenuhi harga sesuai yang diinginkan oleh pihak pemilik tanah," terangnya.
Zaini berharap kepada pemilik tanah agar bisa merelakan tanahnya sementara untuk ditempati anak-anak sekitar bersekolah dan menimba ilmu, sampai permasalahan yang ada selesai, toh tanahnya saat ini masih belum ditempati apa-apa.
"Itu langkah pertama, langkah kedua dan terakhir yakni jika memang sudah mentok masalahnya tidak bisa diselesaikan, maka kami akan menutup sekolah tersebut dan memindahkan seluruh siswa yang ada ke sekolah terdekat lainnya.
Karena diperaturan yang ada, sekolah yang siswanya dibawah 60 untuk di regruoping, nah, sedangkan murid yang ada di SDN Rekkerek 4 ini, hanya sebanyak 46 murid, akan tetapi bagaimanapun juga kalau bisa itu tidak terjadi," tegas Zaini.
(Ir/Mif/Red)