Iklan

https://www.serikatnasional.id/2024/10/blog-post.html

Iklan

,

Iklan

Teranyar, Pondok Pesantren Raudlatul Iman Memunculkan konsep EKO-LITERASI, Ini Tujuannya

SerikatNasional
11 Jul 2022, 17:52 WIB Last Updated 2022-07-11T23:10:29Z


SUMENEP - Raudlatul Iman selalu menginisiasi sebuah gagasan fenomenal menyikapi era digital yang tak bisa dielakkan, dengan memunculkan konsep EKO-LITERASI yakni keadaan melek lingkungan, yang berupaya untuk mengenalkan dan memperbarui pemahaman masyarakat akan pentingnya ekologis global, atau melek ekologi untuk menggambarkan tingkat kesadaran manusia yang paling tinggi, yakni menghargai lingkungan hidup (ekosistem).


Gagasan tersebut, disampaikan Ketua Umum Yayasan Raudlatul Iman, Kiai Muhammad Sahli dalam rapat konsolidasi guru dan pelantikan Tim Literasi Sekolah di lingkungan Raudlatul Iman di Stasiun Sosial Asoka Gadu Barat yang dihadiri seluruh elemen, Senin 11 Juli 2022 menyikapi persoalan lingkungan yang memprihatinkan.


Tetapi menurut beliau, ekoliterasi adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan antara kesadaran ekologis dan kesadaran literasi yang saling berhubungan.


“Kita miris melihat persoalan lingkungan saat ini yang makin memprihatinkan. Maka perlu kesadaran bersama untuk mengatasinya. Lebih-lebih Raudlatul Iman di tahun ini mencanangkan “Pesantren Ramah Lingkungan” serta bagaimana kemudian giat literasi menjadi spirit bersama. Raudlatul Iman sudah memrogram jihad medsos di tahun 2019. Maka literasi digital, literasi ekologis, literasi sosial dll seharusnya menjadi hal yang tak bisa dipisahkan satu sama lain. Untuk itu TLS, mempunyai peran penting untuk mengkampanyekan masalah ini. Apalagi kita punya website sendiri dan kemarin kita sudah mengadakan workshop jurnalistik dan diklat literasi sekolah, dan ini menjadi Brand Raudlatul Iman,” urainya.


Beliau melanjutkan bahwa yang menjadi fokus Raudlatul Iman di tahun ini juga masalah kemaduraan (kearifan lokal) yang terintegrasi dalam kurikulum dan enterpreneur atau kewirausahaan.


“Fokus kita saat ini terkait materi ke-Madura-an yang menurut saya penting masuk kurikulum. Sebuah fakta generasi melenial, mulai asing dengan berbagai kearifan lokal di wilayahnya. Selain itu masalah wirausaha santri atau santripreneur sangat urgen untuk digarap, karena bagaimanapun, santri harus dipersiapkan sejak awal untuk bisa mempunyai karakter wirausaha. Kita punya SMK dan STIDAR yang konsen di bidang itu. Tentu ini akan menjadi trending global dari bumi Raudlatul Iman,” tambah kiai yang selalu mengajak berbahagia dalam tiap kesempatan ini.


Selain Kiai Sahli, dewan kepala diberi kesempatan untuk menyampaikan policy  teknis di satuan pendidikan yang dipimpinnya, baik formal atau non formal mulai dari PAUD, MDT sampai MA / SMK. Terakhir ketua yayasan memberikan ijazah massal Shalawat Busyro yang diterima dari Habib Segaf bin Hasan Baharun Bangil untuk kepentingan perjuangan. (MSA/RED)