Iklan

https://www.serikatnasional.id/2024/10/blog-post.html

Iklan

,

Iklan

Thoriqoh Shiddiqiyyah Membangun Rumah Syukur Kemerdekaan Bangsa Indonesia Bagi Warga Kurang Mampu

@SerikatNasional
20 Agu 2022, 18:01 WIB Last Updated 2022-08-20T11:01:22Z


JOMBANG - Dalam rangka mensyukuri nikmat Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan Hari Ulang Tahun (HUT) berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 18 Agutus 1945, keluarga besar Thoriqoh Shiddiqiyyah Se-Indonesia membangun Rumah Syukur Kemerdekaan Indonesia dan menggelar upacara dua kali pada bulan Agustus 2022 ini. 


Penyelenggaraan tersebut sebagaimana tertuang dalam surat himbauan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organisasi Shiddiqiyyah No.INS.228/DPP.00/VIII/2022 tentang Penyelenggaraan Do’a dan Upacara Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan Upacara berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia ke-77.


Acara ini bertujuan untuk membangkitkan kembali rasa kebangsaan dan rasa cinta tanah air Indonesia dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, di tengah menipisnya rasa kebangsaan dan patriotisme akibat dampak negatif arus globalisasi dan modernisasi,” kata Joko Herwanto Ketua Umum DPP ORSHID sebagaimana disampaikan dalam Tasyakuran Penyampaian Rumah Syukur Kemerdekaan Indonesia Layak Huni Shiddiqiyyah pada hari Sabtu, 20 Agustus 2022, sebagaimana tertulis dalam surat himbauan DPP Shiddiqiyyah.

 

1. Alasan Penyelenggaraan Upacara Dua Kali


Peristiwa tanggal 17 Agustus 1945 dan 18 Agustus 1945 merupakan cikal bakal dan merupakan momentum suci dan sakral untuk menumbuhkembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Kalau kesempatan ini disia-siakan kita akan rugi besar. 


"Untuk itulah Warga Thoriqoh Shiddiqiyyah di seluruh Indonesia menggelar upacara dua kali karena memang ada dua nikmat besar dari Allah Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa. Yang pertama nikmat Kemerdekaan Bangsa Indonesia dianugrahkan pada tanggal 17 Agustus 1945," ungkap Ketua Umum DPP Shiddiqiyyah, Joko Herwanto, S.Sos. 


"Upacara kedua berselang sehari kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1945 kita bangsa Indonesia dikaruniai nikmat berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mensyukuri nikmat Alloh adalah perintah Allah Ta’ala. Jadi kami mengadakan dua peringatan ini, karena dorongan perintah Alloh. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beriman, dan setiap orang yang beriman wajib bersyukur," sambung Joko.

 

Dua hari yang mengandung nikmat besar ini perlu digaungkan, karena hikmah besar yang terkandung dibaliknya. Hikmah memperingati Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus diantaranya adalah menumbuhsuburkan kesadaran berbangsa yang harapannya ke depan bangsa Indonesia makin kuat, jauh dari perpecahan, mewarisi sifat patriotisme, nilai-nilai luhur kebangsaan dan keagungan budaya bangsa sehingga warisan luhur bangsa akan makin kuat dan berkembang.


"Sedangkan hikmah memperingati Hari Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, 18 Agustus akan tumbuh subur kesadaran bernegara. Kesadaran bernegara ini penting agar semua warga negara turut menjaga dan mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cinta yang semakin kuat dan abadi selama-lamanya. Karena tanpa cinta, robohlah sebuah negara," tegas Joko.

 

2. Frasa 17 Agustus Menurut DPP Shiddiqiyyah 


Joko menjelaskan, ada sebuah kebiasaan salah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, yang umumnya menyebut frasa 17 Agustus adalah Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Penyebutan itu sama halnya mengingkari dua nikmat besar dari Allah Ta’ala ini. Faktanya negara Republik Indonesia tidak pernah dijajah oleh siapapun. Yang dijajah selama 434 tahun (terhitung sejak Imperealis Portugis menguasai Malaka tahun 1511) adalah bangsa Indonesia.


(Ysf)