BULELENG – Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Buleleng menggelar kegiatan Kajian Literasi yakni Bedah Buku “Fikih Muslim Bali” karya Muhammad Taufik Maulana, S. Sy., M. H. Atau yang akrab di panggil Gus Tama sekaligus menjadi pemantik dan terselenggara di Lapak Kita 55 Jalak Putih, Buleleng- Bali, pada Rabu (5/10/2022).
Terhitung kurang dan lebihnya sekitar 30 peserta baik dari Pengurus Cabang PMII Buleleng, ataupun di luar kepengurusan. Keberlangsungan kegiatan hanya terhitung satu hari yaitu hari Rabu, dilengkapi dengan ngopi, ngemil, berkenalan ataupun nyari jodoh (kalau ketemu) dimulai dari pukul 19:00 sampai dengan selesai.
Moderator Kajian Literasi Bedah Buku, Wardah Nur Isna menyampaikan bahwa Kegiatan ini dilaksanakan atas dasar amanat pimpinan Pengurus Cabang PMII saat ini. “Kegiatan Kajian Literasi Bedah Buku ini merupakan cita-cita Pengurus Cabang, tidak perlu formal tapi menjadi rutinitas utama dalam hal pendidikan. Dimulai dari kegamangan, atau hal lain yang menarik untuk dipelajari. Maka relevan bagi semua kalangan terpelajar, khususnya kader-kader PMII,” jelasnya.
Sementara menurut Pemantik Kajian Literasi Bedah Buku, Muhammad Taufik Maulana, S. Sy., M. H Menyampaikan dengan cermat mengenai pembahasan terkait Fiqih dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi mahasiswa atau muslim lainnya yang hidup berdampingan. Antara muslim dengan yang lain, tentunya saling memahami dalam lingkup toleransi.
“Bahkan orang lain tersebut, lebih paham persoalan setiap muslim. Kemudian tidak hanya itu, dalam Kajian tersebut peserta atau audiens diberikan kesempatan diskusi untuk mengajukan pertanyaan. Bermacam-macam pertanyaan, namun tidak keluar konteks fiqih,” imbuhnya.
Lebih lanjut Pemantik Kajian Literasi menyampaikan apresiasi dan saran mengenai menghidupkan kajian-kajian seperti Kajian Bedah Buku, atau kajian lainnya.
“Bagus dari PMII mengadakan kajian seperti ini, kemarin di tempat yang sama juga yaitu bedah film dari Ansor dengan dosen Hindu bahasannya terkait toleransi umat beragama. Boleh sekali-kali kalian juga mengundang mahasiswa lainnya, atau pemantik non muslim yang lain,” pungkasnya. (Hamran)