SUMENEP (SERIKAT) - Menjelang buka puasa Aliansi BEM Sumenep mengadakan rapat kerja di Cafe Tanean Sumenep. Mereka membahas program yang akan dijalankan selama satu periode ke depan.
Selain Badan Pengurus Harian (BPH), BEMSU juga mempunyai bidang di bawahnya yang terdiri dari Seksi Strategi dan Aksi, Seksi Kajian dan Riset, serta Seksi Media dan Opini Publik. Bidang-bidang yang juga diisi oleh Presma dari kampus yang ada di Sumenep itu menentukan program dan kegiatan yang menjadi skala prioritas.
Azis Kamurullah Koordinator Aliansi BEM Sumenep saat diwawancari mengungkapkan bahwa masa kepemimpinannya tersebut, ia bersama Presma yang lain akan mengawal tentang kemiskinan ekstrim di Sumenep. Isu tersebut akan menjadi kawalan utama mereka.
Pihaknya memilih mengawal isu tersebut untuk menjadi kawalan utama karena Kabupaten Sumenep termasuk daerah miskin di Jawa Timur. Ia menyampaikan bahwa di Sumenep ada lima kecamatan yang masuk kategori miskin ekstrim, yang di antaranya adalah Kecamatan Arjasa, Batang-batang, Pragaan, Lenteng dan Sapeken.
Di samping mengawal isu tersebut BEMSU juga akan mengawal kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat. "kami Aliansi BEM Sumenep akan tetap mengawal isu-isu yang tidak berpihak terhadap rakyat, baik itu isu nasional, provinsi, dan daerah khususnya Kabupaten Sumenep." Tutur lelaki yang sering disapa dengan sebutan Pres Azis itu.
Koordinator BEMSU yang juga menjadi Presma INKADHA tersebut menyampaikan bahwa Safari Kampus akan menjadi kegiatan rutin BEMSU ke depan. "Kegiatan rutin yaitu safari aliansi BEM Sumenep ke seluruh perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Sumenep tiap bulan 1 kali, dan isinya terkait kajian isu-isu daerah." tuturnya kepada media.
Pasca raker, lanjut Azis, BEM Sumenep (BEMSU) periode 2023-2024 diharapkan dapat meyelaraskan pemikiran dan tujuan dari Perguruan tinggi yang tergabung dan menjadi aliansi yang memiliki gerakan kolektif yang menghasilkan output positif terhadap mahasiswa dan masyarakat khususnya.
Setelah Raker, mereka yang tergabung dalam Aliansi BEM Sumenep itu melanjutkannya dengan buka bersama (Romi)