JAKARTA (SERIKAT) - Sejumlah aktivis Jawa Timur yang berada di Jakarta yang tergabung di Jatim Progress mengutuk keras tindakan kekerasan terhadap wartawan media daring yang tergabung di DPC Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia (AWDI) Sumenep beberapa hari yang lalu.
Jatim Progress mengecam aksi bar bar mantan Kepala Desa dan Kepala Desa (Kades) Batuampar, Kecamatan Guluk-Guluk terhadap dua wartawan daring di Sumenep itu.
Bahkan koordinator Jatim Progress Imam Hanafi menyebut, kekerasan terhadap jurnalis atau wartawan seharusnya tidak boleh terjadi. Sebab karena mereka (wartawan) masyarakat mendapat informasi.
Aparat kepolisian, kata Imam, harus cepat menangkap terduga pelaku penganiayaan wartawan di Sumenep tersebut.
“Kekerasan atau penganiayaan terhadap jurnalis atau wartawan seharusnya tidak terjadi. Sebab dari mereka kita bisa dapat informasi. Kasus di Sumenep saat ini harus dilakukan tindakan tegas oleh kepolisian, segera tangkap pelaku dan penjarakan,” tegas Imam dalam keterangannya, Selasa (28/3/2023).
Sebagai solidaritas dan menjunjung tinggi kebebasan pers, lanjut Imam, Jatim Progress akan turut mengawal kasus penganiayaan tersebut sampai terduga pelaku ditangkap polisi.
“Kami akan ikut mengawal kasus ini. Tidak boleh dibiarkan, agar tidak terjadi lagi kasus serupa. Polres Sumenep harus segera menangkap terduga pelaku yang ditengerai sebagai mantan Kades,” terangnya.
Bahkan Imam mengancam akan turun melakukan aksi demonstrasi di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) jika terduga pelaku penganiayaan tidak segera ditangkap oleh Polres Sumenep.
" Karena kasus penganiayaan terhadap wartawan ini kasus serius. Polisi harusnya gerak cepat. Kami Jatim Progress minta Kapolres Sumenep segera menangkap semua yang diduga terlibat penganiayaan terhadap wartawan tersebut. Jika dalam 3x24 jam polisi tidak bisa menangkap, kami pastikan akan menggelar aksi demonstrasi di Mabes Polri dengan tuntutan tegas Minta Kapolres Sumenep Dicopot,” pungkasnya.
(Tim/ras)