Silaturahmi bukan sekedar istilah ataupun tradisi kekinian, orang-orang terdahulu sejak jaman Rasulullah SAW juga menjalankan tradisi ini secara turun-temurun , bahkan silaturahmi termasuk sunnah rasul yang tercatat dengan jelas dalam kitab suci Al-Qur'an dan Al-hadits.
Banyak ayatullah dan hadits yang menganjurkan untuk menjalin hubungan baik dengan sesama. Pentingnya menjalin silaturahmi tertuang jelas dalam Al-Quran salah satunya surat QS An-Nisa ayat 36 yang berbunyi:
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Artinya: "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri."
Sementara ini merupakan salah satu Hadits yang menjadi pegangan dan anjuran beserta ancaman bagi ummat muslim yang meninggalkannya.
وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رضي الله عنه قالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّه صلى الله عليه و سلم : “لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ” يَعْنِي: قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Jubair bin Muth‘im ra ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi,” (Muttafaqun ‘alaih).
KH. Hayyi Syafi'ie pengasuh Pendidikan Islam Annusyur Aeng Panas menjelaskan istilah silaturahmi di Madura masih tergolong istimewa dibandingkan dengan lokasi lainnya.
Dawuhnya yang sempat diperoleh dari hasil investigasi "Silaturahmi mun madhure laen dheri tempat laennah, apapole tellasan cet lakar saleng entar, pas e ka'angkaeh ben eparantah, mun pas tak eangkaeh akaton dekremmah" (Madura red).
Begitulah madura dalam hal menghormati antar sesama, lebih-lebih pada sanak saudara. Bahkan tamu dari luarpun akan dijamu sama dengan lainnya. Sebab hal tersebut dilakukan dalam rangka untuk sama-sama mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita terlebih dihari yang Fitri ini.
Penulis: Imam Rasyidi, S.Sos