Sumenep (Serikatnasional.id),- Menyambut Hari Tani Nasional ke-63 yang dalam setiap tahunnya diperingati 24 September, tentunya menjadi suatu yang dinantikan untuk membangkitkan semangat petani menjadi garda depan dalam ketersediaan pangan.
Beberapa potensi Sumber Daya Alam berupa komoditas pertanian harus diperhatikan guna menumbuh kembangkan potensi yang ada di desa. Seperti halnya komoditas di Desa Pakandangan Sangrah, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, mulai dilirik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.
Meskipun desa Pakandangan Sangrah merupakan daerah bebatuan dan agak kurang air, namun ternyata hasil komoditas di daerah ini cukup menjanjikan, seperti pisang Cavendish dan Kelor yang dapat dibudidayakan dengan cukup bagus dan menjanjikan.
Terbukti, Hj. Dewi Kholifah alias Nyai Eva diketahui tertarik berkunjung ke desa Pakandangan Sangrah untuk melihat perkembangan dua Komoditas yang akhir-akhir ini menjadi perhatian khusus kelompok tani (Poktan) binaan desa yang terletak di kecamatan Bluto tersebut.
Di sela-sela kunjungannya orang nomor dua di kabupaten Sumenep ini menyampaikan, sebenarnya ada beberapa potensi di desa Pakandangan Sangrah yang bisa dikembangkan. Pertama kata beliau, budidaya Kelor karena di desa Pakandangan Sangrah kualitas Kelornya cukup bagus.
“Saya sempat berbincang-bincang dengan beberapa kelompok dan bersepakat terutama ibu-ibu dan juga dengan kepala desa bahwa Kelor ini dapat dikembangkan, dispek nanti dengan penanaman terbalik di musim penghujan sehingga hasilnya nanti juga akan lebih banyak dan hasilnya nanti dapat dikeringkan menjadi Teh Kelor atau misalkan nanti dapat menjadi produk hilirnya seperti Stik Kelor dan lain-lainnya,” kata Wakil Bupati Sumenep, Hj. Dewi Kholifah, pada media ini, Sabtu (23/9/2023).
Selain itu, pisang Cavendish akan menjadi peluang untuk usaha di Pakandangan Sangrah karena pemerintah melihat prospeknya cukup bagus namun, panen pertama kemarin kata Nyai Eva, cukup menjanjikan walaupun kemarin bertepatan dengan musim kemarau yang cukup panjang sehingga berbuahnya tidak secara bersama-sama.
“Nanti kita upayakan ketika panen kedua dengan jumlah yang cukup banyak kita upayakan kelompok dari ibu-ibu ini nanti untuk produk ke hilirnya nanti menjadi produk olahan seperti misalnya keripik pisang,” imbuhnya.
Keripik pisang Cavendish, lanjut Wabup Eva, permintaannya cukup besar baik skala lokal, nasional maupun komoditi ekspor karena rasanya lebih renyah sehingga cocok untuk konsumen yang memang membutuhkan keripik pisang dengan aneka rasa.
Intinya potensi ini harus dibaca secara bersama-sama dan harus dikembangkan bersama-sama sehingga bisa membuka peluang usaha. Dirinya mencoba mendorong masyarakat harus mulai mencintai potensi alam sekitarnya sehingga mencari rezeki tidak perlu jauh-jauh pergi ke luar kota.
“Ayo kembangkan potensi yang ada sehingga kita bisa membangun daerah kabupaten Sumenep menjadi lebih maju,” paparnya.
Untuk diketahui bahwa di Pakandangan Sangrah ini ada sekitar dua ribu pohon pisang Cavendish yang ditanam, Pemkab melalui kelompok tani mencoba menanam kembali beberapa daerah baru yang ada di hulu atasnya ataupun ke daerah yang lebih rendah dari yang sudah ada. Karena sebelumnya pihak Pemkab melalui kelompok mencoba ke daerah yang berbatu dan sedikit air.
Hal itu bisa tumbuh dengan baik, bahkan hasil yang dipanen lumayan bagus. Sedangkan untuk umur pisang Cavendish di kisaran sembilan bulan, jadi satu tandan pisang Cavendish bisa berisi sampai enam sisir dan satu sisirnya bisa mencapai dua atau tiga kilo gram, jadi cukup menjanjikan.
“Nah potensi ini kalau bisa kita baca peluangnya dan bisa kita olah juga bersama untuk pengembangan-pengembangan ke hilirnya InsyaAllah ini akan menjadi salah satu komoditas yang menjanjikan untuk masyarakat kabupaten Sumenep,“
Pisang Cavendish ini kata Wabup Eva take overnya jelas, ketika sudah dipanen langsung bisa dijual, namun bagaimana para petani pisang Cavendish ini tidak menjual mentahnya saja atau masaknya saja, sebab kata Wabup untuk memenuhi permintaan pasar pihaknya bersama petani akan mencoba mengolah menjadi bahan makanan dengan varian rasa. Selain itu harga akan semakin naik dan ibu-ibu tidak menjadi pengangguran.
Dalam kesempatan itu Hj. Dewi Kholifah berpesan kepada para petani di desa Pakandangan Sangrah bahwa, sesuatu yang baru itu membutuhkan semangat yang tinggi, nanti kalau pisang ini menjadi komudity yang kelihatan bahwa itu memang mempunyai prospek harga jual yang tinggi maka masyarakat akan sangat antusias untuk juga ikut menanam, dirinya berharap kepada masyarakat agar kompak untuk bersama-sama mencintai pertanian.
“Kita tahu bahwa banyak anak-anak mulai jenuh masuk ke tanah pertanian padahal pertanian itu akan sangat menjanjikan ketika kita seriusi untuk benar-benar kita tekuni, kalau nanti kita tekuni tidak hanya buahnya yang bisa dimanfaatkan tetapi kedebok pisangnya bisa untuk keterampilan, daun pisangnya juga bisa kita jual, kita juga berusaha bahwa bonggol pisangnya itu bisa dibuat keripik, banyak sebenarnya yang bisa kita manfaatkan dari pohon pisang kavendis, saya berharap kepada anak muda agar bisa berkecimpung dalam Budi daya pisang kavendis ini,” pungkasnya. (Ras/Red)