Jakarta (Serikatnasional),- Sebanyak 204 juta data pemilih Pemilu 2024 diduga telah dicuri dari situs Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dimana Kurang dari tiga bulan lagi pemungutan suara, KPU diinformasikan mengalami kebocoran data Daftar Pemilih Tetap (DPT).
KH. Maman Imanulhaq selaku Juru Bicara Tim Pemenangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) menindaklanjuti dugaan kebocoran data pemilih tersebut.
"Pertama tentu kami dari jubir Timnas AMIN sangat menyayangkan, terjadinya kebocoran data dari KPU itu. Ini sesuatu yang akan sangat mengganggu proses Pemilu yang transparan," ujar Maman Imanulhaq yang akrab disapa Kiai Maman. Kamis (30/11/2023).
Lebih lanjut Kiai Maman menambahkan, Apalagi kebocoran itu mungkin dijadikan alat untuk melakukan intervensi ke kpu atau meragukan hasil hasil, dari Pemilu ini. Ini yang perlu diantisipasi.
"Kedua harus bertanggung jawab atas data kebocoran. Kebocoran data ini tentu, kita ingin KPU sebagai badan yang ditunjuk menyelenggarakan Pemilu ini harus bisa menjaga amanah. Nah ini menjaga nilai transparansi, menjaga juga keamanan dari data data pemilih," katanya.
Lanjut Kiai Maman mengatakan, Ketiga, kita mengharapkan Kementerian Komunikasi dan informatika bekerja sama dengan badan sandi negara untuk segera melacak menyelidiki. Siapa yang di balik pembocoran data ini ?
"Masih ada waktu menuju Pemilu. Tanggal 14 Februari 2024 ini, tentu akan Sangat menjadi keseriusan pemerintah dalam mensupport penyelenggaraan Pemilu ini," tegas Kiai Maman.
Kiai Maman kembali menegaskan, Kalau Kementerian Komunikasi dan informatika serta badan sandi negara tidak sanggup untuk membongkar, Orang atau pihak pihak tersebut. Menunjukkan betapa lemahnya perlindungan data, termasuk data pribadi kita sebagai warga negara.
Dan yang ke empat Kiai Maman meminta seluruh. Masyarakat untuk terus mengawasi jalannya Penyelenggaraan Pilpres dan pileg. Serempak ini.
"Kita harus berani untuk bicara melaporkan segala bentuk kecurangan, segala bentuk intimidasi, ancaman, atau menghindari juga dari pihak pihak yang ingin menodai proses demokrasi yang kita lakukan ini.
(D. Wahyudi)