Sumenep (Serikatnasional.id),- Setelah ada laporan bencada dari masyarakat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep terlebih dahulu melakukan asesmen. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kalaksa BPBD Kabupaten Sumenep Ach. Laili Maulidi diruang kerjanya. Rabu 15 Mei 2024.
Kepala Pelaksana BPBD menjelaskan ketika ada laporan bencana dan sudah ada disposisi dari Bupati untuk ditindaklanjuti. BPBD akan merekap dari laporan-laporan yang ada setelah itu akan dilakukan asesmen.
"Asesmen kepada korban, entah itu korban banjir dan segala macam. Pokok laporan kejadian bencana kami lakukan asesmen ke korban, setelah itu kami himpun lagi baru kami ajukan," Jelasnya.
Selama 2024 pihaknya melakukan asesmen sesuai laporan yang telah masuk, jadi tidak semua kecamatan. Manding laporannya hanya beberapa saja, batang-batang laporannya belum masuk.
Jadi, setiap kali ada laporan itu butuh waktu panjang, kecuali dalam tanda kutip itu bencana besar butuh rekonstruksi, butuh Rehabilitasi dan banyak makan korban jiwa.
"Itu langsung, tidak berselang lama lah bantuan itu, tapi kalau hal-hal seperti rumah roboh itu masih proses, " Ucapnya.
Dalam hal ini kata Kalaksa, ada klasifikasi dilihat dari dari jumlah kerugian dan kerusakan, makanya harus dilakukan asesmen untuk memastikan lokasi,kondisi kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan karna bencana.
" Bisa saja anggaplah dapur, dapur saya rusak ditafsir kerugian sesuai yang melapor 20 juta misalnya. Kalau kita tidak melakukan asesmen bisa saja bantuan itu kita beri 20 juta padahal rumah roboh bisa karena disengaja. Contoh ada laporan tahun 2023 kalau tidak salah cerita teman teman, rumah itu roboh memang karena hujan tetapi rumah itu memang tidak ditempati tidak berpenghuni dan menurut keterangan warga rumah itu memang mau roboh, " Kalaksa mencontohkan.
A. Laili M menjelaskan BPBD saat ada korban bencana selain memberikan bantuan berupa uang, BPBD juga memberikan sembako. Makanya ketika dilakukan asesmen oleh BPBD hanya ditaksir membutuhkan biaya yang sedikit maka akan diberi bantuan berupa sembako.
" Seperti korban banjir kemaren, kan hanya bantuan sembako bukan memperbaiki gentengnya mananya juga bantuanbantuan, " Jelas Laili.
BPBD Kabupaten Sumenep terus melakukan sosialisasi dengan pembentukan desa tangguh bencana, untuk sementara sudah dibentuk di dua kecamatan.
" Kemaren pembentukan Destana itu, tapi ya itu tadi ini bukan program kami, programnya BPBD Provinsi tapi cuma kami yang fasilitasi. Jadi pembentukan desa tangguh bencana kemaren di desa Banaresep barat dan desa kolor, " Ungkapnya.
Dalam hal ini kata mantan Kasatpol PP ini, masyarakat diberikan pembinaan terkait kebencanaan mulai dari pra bencana sampai pasca bencana. Pra bencana itu antisipasi bencana misalnya di kolor sering terjadi banjir, antisipasi pra-bencanya itu apa yang harus dilakukan masyarakat disitu dilatih, misalnya jangan buang sampah sembarangan ketika ada sampah gotong royong.
Selama ini di BPBD yang sudah terbentuk dulu ada yang namanya TRC (Tim Reaksi Cepat) itu di kecamatan dikomandani oleh kasi trantib namun diakui bahwa hal ini tidak berjalan.
"Sama juga dengan waktu saya di Satpol PP, saya waktu di Satpol PP sebenarnya perwakilan Satpol PP di tingkat kecamatan kasi trantib. Karna jelas di PP nya itu bahwa kepala unit Satuan Polisi Pamong Braja di tingkat kecamatan dijabat kasi trantib, " Kalaksa menjelaskan.
Kembali ke bencana di awal pembahasan, setelah melakukan asesmen proses lanjutkan menunggu rampungnya pengajuan. Pengajuannya itu secara global misalnya 30 korban baru diajukan sebab tidak mungkin diajukan satu persatu. Dari pengajuan secara global tersebut bisa saja ada yang tidak masuk seperti yang dicontohkan diatas.
" Ada laporan kejadian makanya diperlukan adanya satu pintu melalui pak camat harusnya. Jadi ada dari lembaga sosial mengajukan kejadian bencana korbanya sekian orang, ternyata setelah asesmen dilakukan kroscek ke tingkat kecamatan tidak sama jumlah korban yang di pak camat dengan dengan lembaga itu, " Bebernya.
Oleh sebab itu, Kepala pelaksana yang berkaitan dengan bencana tersebut berharap untuk mencegah terjadinya bencana yang tidak diinginkan, agar masyarakat harus kenal dulu dengan bahayanya.
"Setelah kenal dengan bahayanya maka resiko akan berkurang, " Pungkasnya.
Penulis: Rasyidi