Salah satu tokoh Desa Montorna yang meminta identitasnya untuk di sembunyikan menjelaskan, masyarakat yang memiliki alat transportasi berupa mobil memberikan sumbangan lebih besar, mulai 250 ribu rupiah hingga 300 ribu rupiah, hal ini murni dari masyarakat tanpa sedikitpun ada campur tangan pemerintah desa, yang menggerakkan juga masyarakat secara sukarela, masyarakat yang mempunyai beras disumbangkan untuk dijual dan dibelikan bahan material jalan.
“Kalau kita nunggu dari pemerintah baik desa maupun pemerintah daerah, gak bisa jalan alat transportasi ini, segala keperluan orang di kampung ini akan macet,” kata salah satu tokoh masyarakat desa Montorna, pada media ini. Jumat, 17 Mei 2024.
Pihaknya bercerita pads tim investigasi media ini, yang paling memprihatinkan ketika ada orang yang sedang sakit. Apabila musim kemarau kondisi jalan di dusunnya masih mending, tapi jika musim hujan tiba kondisinya sangat miris, selain licin banyak lubang yang tertutup air.
Diceritakannya, bahwa sebagian mobil warga tidak bisa masuk ke halaman rumah mereka, mereka memilih menitipkan kendaraannya di rumah dan tempat-tempat yang lebih bisa diakses dengan baik.
Bahkan, sebagian tokoh masyarakat sudah meminta sumbangan kepada kades Montorna, meskipun secara lisan, maksud warga jalan yang terlampau ekstrem dilewati akan diperbaiki. yang terpenting kata tokoh masyarakat ini bahan-bahannya sudah ada soal pengerjaan biar masyarakat yang akan melakukan kerja bakti. Namun sayang kades Montorna tidak memberikan respon apapun.
Ihwal itulah, warga bersepakat untuk memulai pekerjaan perbaikan jalan meskipun dengan segala keterbatasannya. Sebab, sebentar lagi akan memasuki musim Haflatul Imtihan yang notabene menjadi ajang kreativitas siswa dan santri di Lembaga Pendidikan.
“Kami kan malu nanti ketika mendatangkan muballigh dari luar sedangkan jalannya seperti ini,” imbuhnya.
Mirisnya, di tengah warga menggalang donasi dan pekerjaannya pun dilakukan sendiri oleh masyarakat tidak ada satupun dari pihak pemerintah desa Montorna yang datang ke lokasi perbaikan jalan ekstrem tersebut.
“Kades dan kepala dusun dan perangkat lainnya tidak ada yang ke lokasi perbaikan seandainya pak kades datang ke lokasi kan enak, kami kan rakyatnya sendiri,” bebernya.
Sedangkan untuk angkutan bahan-bahan material seperti semen, pasir dan air menggunakan mobil warga yang sepeserpun tidak meminta biaya justeru pemilik mobil juga ikut bekerja dan menggalang dana.
Dilansir Demarkasi.co kepala desa Montorna, saat dihubungi tim investigasi media ini dan dikonfirmasi perihal warga yang sedang melakukan perbaikan menggunakan sumbangan sukarela, pada Jumat (17/5) Junaidi, Kades Montorna, Kecamatan Pasongsongan, sama sekali tidak merespon pertanyaan wartawan padahal terlihat terbaca.
Sedangkan pria yang mengaku sekdes Montorna, Moh. Huri justeru meminta wartawan media ini untuk tidak menulis berita tentang desanya dia berharap agar kondisi jalan rusak parah hingga ekstrem tersebut tidak ramai di ruang publik.
“Tak usa buat berita mas kalo bisa saya minta rekening sampean aja, Kirim ya, Biar gak rami itu maksud saya,” kata Moh. Huri, pria yang diakui warga sebagai sekdes MontornaMontorna seperti di kutip demarkasi.co
Terpisah, menurut Muhammad Zainal, Kasi PMD, kecamatan Pasongsongan, pengakuan warga soal tidak adanya pembangunan perbaikan jalan di dusun Lenteng diakuinya tidak benar.
berdasarkan APBDes Montorna tahun 2023 di dusun Lenteng ada anggaran perbaikan jalan berupa rabat beton, padahal warga mengeluh hingga menggalang donasi, mengumpulkan beras dari rumah ke rumah agar bisa dijual dan hasilnya untuk perbaikan jalan.
Kasi PMD ini justeru beralasan tidak dibangunnya jalan tersebut lantaran faktor politis yakni sebab peralihan dari kepala desa yang lama ke kepala desa yang baru.
Selain itu kasi PMD ini mengaku bahwa dana desa (DD) desa Montorna tidak cukup mengcover kegiatan di dusun Lenteng, dusun Montorna dan dusun Tanggulun. Hal itu karena keterbatasan anggaran di desa Montorna.
“Dana Desa (DD) Montorna itu 1,6 Milyar pertahun sedangkan Anggaran Dana Desa (ADD) saya kurang tahu,” kata Muhammad Zainal, Kasi PMD kecamatan Pasongsongan.
Diberitakan sebelumnya, bahwa warga dari dusun Lenteng, desa Montorna, mengaku bahwa pemdes memberikan uang dengan nominal sebesar Rp. 500.000 (Lima ratus ribu rupiah).
Namun, warga yang tidak mau disebut identitasnya ini merasa heran, sebab dana Rp. 500.000 (Lima ratus ribu rupiah) dari pihak desa diberikan setelah ramai di ruang publik dan pekerjaan perbaikan jalan selesai dan berita media ini sudah tersebar ke berbagai WhatsApp Grup (WAG) dan media sosial.
“Membantu mas, Junaidi kades ngasi 500.000, itupun uang yang 500.000 dikasih setelah selesai pekerjaan dan setelah ramai,” beber warga.
Anehnya, kata Warga setempat, berdasarkan informasi, pendukung kades Montorna di tengah-tengah masyarakat berseliweran kabar bahwa pemdes akan memberikan uang sebesar Rp. 5.000.000 (Lima juta rupiah), tapi faktanya kata sejumlah warga uang yang diberikan kepada warga untuk perbaikan jalan di tiga dusun dengan kerusakan ekstrem itu hanya Rp. 500.000 (Lima ratus ribu rupiah).
“Dan orang²nya (pendukungnya) posang (Bingung). Katanya Mau membantu dengan Uang 5jt. Dan info itu di sebarkan , eh ternyata uangnya 500rb bukan 5jt,” tegas warga saat memberikan keterangan pada media ini.
Tim media ini akan terus melakukan penelusuran berkaitan dengan perkembangan perbaikan jalan di desa Montorna. (Rasyidi/tim)