PAMEKASAN (Serikatnasional.id),- Meski dihantui rasa takut kerobohan rumah yang bangunannya sudah lapuk dimakan usia, Ummi Kalsum tetap tinggal dan bertahan bersama suami dan kedua anaknya di Rumah satu-satunya yang ia miliki.
Mereka tinggal di Rumah dengan ukuran 6x3 yang sangat tidak layak untuk ditempati, tidak hanya seluruh bangunan yang sudah lapuk serta genteng bolong dan kayu pada patah semua, Ummi juga tidur diatas lantai tanah dan hanya beralaskan kasur yang sudah usang keras hampir seperti batu.
Tidak ada barang berharga satupun yang terlihat didalam Rumahnya, hanya lemari pakaian yang sudah usang, serta perabotan dapur.
Tidak hanya itu, salah satu putrinya yang saat ini berumur 7 tahun, mengalami kelumpuhan sejak berusia 3 tahun.
Wanita yang berasal dari Dusun Soloh Timur, Desa Murtajih, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura tersebut, kesehariannya hanya bekerja sebagai pembantu, Ia hanya bisa menangis mengingat ketiadaan biaya untuk sekedar membenahi genteng yang bolong.
Rumahnya sudah satu tahun ini yang rusak, sedangkan Ikhwan suaminya, hanya bekerja sebagai pencari rongsokan yang penghasilannya hanya lima puluh ribu seminggu.
"Saya hanya bisa menangis dan berdoa, agar saya dapat bantuan dan bisa merenovasi Gubuk saya ini, saya sangat sedih ketika melihat anak-anak yang tidak bisa tinggal di rumah yang layak," ucapnya sambil menangis pilu.
Sementara itu menurut Kepala Dusun (Kasun) Badrul Qomarul mengatakan bahwa, pihaknya masih belum mengajukan permintaan bantuan untuk renovasi rumah Ummi, karena baru hari ini Ia menerima laporan.
Akan tetapi menurut Qomarul, Ummi saat ini sudah masuk sebagai penerima manfaat dari Pemerintah, yakni Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).
"Saya berharap kepada Pemerintah Kabupaten, supaya Ummi ini segera mendapatkan bantuan renovasi Rumah, melihat keadaan Rumah yang benar-benar rusak parah, tinggal nunggu robohnya saja, mohon agar Pemerintah bisa memperioritaskannya," harap Qomarul. ***