,

Iklan

Iklan

Bukan Politikus; Kali Ini Dosen Dan Mahasiswanya Kompak Blusukan Sebab Isu KRDT

SerikatNasional
19 Jul 2024, 13:55 WIB Last Updated 2024-07-19T06:55:16Z


JATIM (Serikatnasional.id),- Kekerasa seksual memang kerapkali terjadi pada kalangan masyarakat, khususnya pada perempuan dan anak-anak, dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) hingga kekerasan lainnya yang sering terjadi. Segala upaya dilakukan untuk menekan angka kasus KDRT dan kekerasan seksual terus dilakukan, baik oleh pemerintah melalui Undang-Undang hingga kalangan akademisi dan aktivis perempuan terus menyuarakan tentang kekerasan seksual melalui forum-forum diskusi dan sosialisasi yang melibatkan masyarakat. Hal itu dilakukan oleh para akademisi dan aktivis Universitas 17 Agustus (UNTAG) Surabaya, mereka datang ke pelosok-pelosok Desa diberbagai wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada Jum'at, 19 Juli 2024.


Masyarakat Desa Dilem, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, menjadi salah satu objek penyadaran tentang pentingnya isu kekesaran seksual yang harus terus dilawan. Meskipun dengan cara sederhana kegiatan yang dilakukan, para aktivis dan akademisi UNTAG Surabaya bertemu dengan masyarakat setempat khususnya ibu rumah tangga (IRT). Hal itu disampaikan oleh Dia Puspitasari, S.Sosio., M.Si, aktivis perempuan yang sekaligus  berprofesi sebagai Dosen Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya. 


"Rekan-rekan kami menyebar pada wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Timur untuk melakukan sosialisasi penyadaran pada masyarakat perempuan untuk bersatu melawan KDRT dan kekerasan seksual lainnya, dan ini positif dengan keberhasilan penyuluhan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang tidak hanya bermanfaat bagi korban, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan." jelas Dia Puspitasari, (Jum'at, 19/072024).


Lebih lanjut ativis perempuan yang kerap disapa "Dia" itu membawa rekan akademisi dan para mahasiswanya blusukan ke balai-balai Desa di Kabupaten Mojokerto, mereka melakukan penyuluhan yang mengubah pandangan dan persepsi masyarakat bahwa KDRT adalah masalah pribadi dan hanya seputar kekerasan fisik masih melekat terutama dipedesaan. 


"Penyuluhan ini bertujuan untuk mengubah pandangan masyarakat dengan memberikan pemahaman yang lebih luas tentang KDRT, meliputi pengertian, jenis-jenis, dan upaya hukum yang bisa diambil." Imbuh Dia, (Jum'at, 19/07/2024). 


Perlu diketahui kegiatan yang dilakukan oleh eks. DPP GMNI dan mahasiswanya itu membahas secara mendalam bagaimana menyikapi tindakan kekerasan dalam rumah tangga, tata cara pelaporan jika terjadi KDRT, dan bagaimana masyarakat sekitar dapat berperan aktif dalam membantu korban. Dengan informasi yang tepat, diharapkan masyarakat tidak lagi menganggap KDRT sebagai hal sepele dan siap membantu menciptakan lingkungan yang ramah tanpa kekerasan.


"Keberhasilan penyuluhan ini adalah langkah kecil yang menunjukkan bahwa dengan kesadaran, edukasi, dan tindakan kolektif, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan adil. Desa Dilem kini dapat menjadi model bagi desa-desa lain dalam upaya mengatasi KDRT. Penting untuk terus mendukung dan memperluas program penyuluhan ini, dengan komitmen bersama dari semua pihak mulai dari pemerintah, tokoh masyarakat hingga individu dapat menciptakan perubahan yang nyata." Jelas Dia, (19/07/2024).

RECENT POSTS