Iklan

https://www.serikatnasional.id/2024/10/blog-post.html

Iklan

,

Iklan

Upaya Hukum Tia Rahmania Buntut Batal Melenggang Ke Gedung Kura Kura

SerikatNasional
29 Sep 2024, 09:06 WIB Last Updated 2024-09-29T02:06:33Z

 


JAKARTA, SERIKATNASIONAL.ID | Tak tanggung-tanggung, Tia yang dituduh melakukan penggelembungan suara melakukan perlawanan. Ia menggugat DPP PDIP karena telah memecatnya.


Buntut pemecatan itu, Tia Rahmania batal melenggang ke senayan, Tia dituduh melakukan penggelembungan suara.


"Secara khusus saya mau sampaikan rasa kecewa mendalam terkait keputusan KPU RI yg mana itu mengakomodir dari keputusan mahkamah partai PDI Perjuangan, tempat saya berlindung dimana itu adalah rumah saya, secara sepihak dituduh menggelembungkan suara," kata Tia kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (27/9).


Tia mendatangi Bareskrim untuk berkonsultasi karena merasa nama baiknya telah dicemarkan.


Kekecewaannya Tia itu hingga menyinggung nama Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.


"Perlu saya katakan saya bertujuan untuk membersihkan nama baik saya. Saya seorang dosen, saya juga seorang ibu, dan saya tidak ingin dikenal sebagai seseorang yang tidak beritegritas," tegas Tia.


Tia menyebut perlawanannya bukan untuk kembali mendapatkan kursi di parlemen, melainkan ia ingin membersihkan nama baiknya.


"Seorang ibu, saya tidak ingin anak saya, cucu saya ketika nanti membaca rekam jejak digital saya dianggap melakukan kerja-kerja politik dengan cara yang jahat, mencuri suara dari rekan saya," katanya.


"Dan sesungguhnya secara pribadi saya ingin menyampaikan keberanian saya untuk bersuara atas bimbingan dan ilmu yang diberikan oleh ketum PDIP ibu Megawati Soekarnoputri yang menyerukan untuk kita harus berani menyampaikan keadilan meskipun pahit,' tambah Tia.


Dari Megawati juga, Tia mengaku belajar menjadi seorang perempuan yang berani.


"Satu slogan yang saya ingat selalu dan terpatri dlm diri saya yaitu satya Eva jayate, yaitu kebenaran pasti akan menemukan caranya," ungkap Tia.



Sebelumnya Tia Rahmania menyemprot Nurul Ghufron yang pada saat itu menjadi pembicara dalam pembekalan caleg-caleg DPR RI terpilih.


Ghufron memaparkan nilai-nilai antikorupsi, dan berbicara terkait integritas di hadapan para peserta.


Namun, Tia melakukan interupsi, dan menyampaikan bahwa antikorupsi merupakan persoalan moral dan etika. Ia pun menyindir terkait sejumlah kasus yang menyandung Nurul Ghufron, selama memimpin KPK, seperti persoalan titip ASN yang pernah disidangkan di Dewan Pengawas KPK.


Tia mengatakan bahwa sikapnya pada saat pembekalan caleg DPR RI terpilih itu, merupakan beban moral yang harus diungkapkan oleh dirinya, sebagai pihak yang telah dipilih oleh rakyat untuk mewakili kepentingan publik, di Senayan.


“Saya pribadi memiliki beban moral sebagai sosok yang dipilih oleh masyarakat, dan saya sendiri juga berasal dari rakyat. Apa yang saya sampaikan saat itu sesungguhnya merupakan bukti hati saya yang berusaha menyuarakan apa kegundahan di masyarakat,” ujarnya, Rabu (25/9) pagi.


Ia menegaskan bahwa forum pembekalan tersebut merupakan forum yang dihadiri oleh para calon wakil rakyat yang akan dilantik. 


Sehingga seyogyanya, yang berbicara di hadapan mereka merupakan orang berintegritas, yang dapat dijadikan sebagai sosok tauladan.


“Tujuannya tidak lain dan tidak bukan, mencoba untuk amanah terhadap apa yg diemban sekaligus mengharapkan semua pihak ikut concern terkait isu korupsi yang bisa merusak negara ini,” tuturnya.


Ia pun mengutarakan permohonan maaf apabila ada yang merasa tidak nyaman dengan sikapnya itu. Kendati demikian, ia menegaskan bahwa apa yang dilakukannya merupakan keharusan guna menjaga harapan masyarakat.


Editor : D.Wahyudi