SUMENEP, SERIKATNASIONAL.ID|Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor mengutus Abdussalam dan Zulkarnain Mahmud sebagai pimpinan sidang dan sekretaris sidang dalam Konferensi Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, yang di selenggarakan Pondok Pesantren Putri 1 Al-Amien Prenduan, Kecamatan Pragaan Minggu (20/10/2024) lalu.
Seperti video yang sudah viral, kepemimpinan dua orang Wakil Bendahara Umum PP GP Ansor dalam konferensi tersebut banyak menuai kontroversi yang berkepanjangan.
Alhasil pasca konferensi, keputusan-keputusan Abdussalam dan Zulkarnain Mahmud banyak dikecam karena dianggap tidak taat terhadap Peraturan Organisasi (PO) dan Peraturan Dasar/Peraturan Rumah Tangga GP Ansor.
Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Lenteng, Ahmad Fawaidz mengutuk keras perbuatan dua orang utusan PP GP Ansor tersebut karna sudah berani mengobrak abrik ketaatan kader Ansor Sumenep.
"Pimpinan sidang dari PP GP Ansor terang-terang melabrak PO dan PD/PRT GP Ansor. Padahal sehari sebelum Konferensi Ansor Sumenep, Konferensi Besar (Konbes) GP Ansor baru selesai dilaksanakan di Bogor dan di Konbes itu disusun Peraturan Organisasi. Nah, bagaimana bisa utusan PP GP Ansor datang ke Sumenep malah menjadi garda terdepan untuk melabrak PO yang baru dihasilkan sehari sebelumnya? Ini jelas utusan PP GP Ansor mengobrak-abrik Ansor Sumenep dengan semena-mena," ungkapnya, Selasa (23/10/2024).
Seperti yang sudah banyak diberitakan bahwa pimpinan sidang dalam Konferensi PC GP Ansor Sumenep dianggap tidak mematuhi PD/PRT dan PO GP Ansor karena menolak protes banyak peserta konferensi untuk menghapus klausul syarat pencalonan Ketua PC GP Ansor Sumenep yang mengharuskan rekomendasi PAC GP Ansor sebanyak 10 kecamatan dan rekomendasi Ranting GP Ansor sebanyak 75 desa.
Fawaid menjelaskan, jika mengacu pada PO dalam pasal 5 ayat E nomor 4 diterangkan bahwa Pimpinan Cabang (PC) yang memiliki 21 sampai dengan 30 PAC, maka kader GP Ansor berhak mencalonkan diri cukup dengan dukungan rekomendasi 4 PAC dan 20 ranting.
"Saya dan banyak sahabat-sahabat lainnya saat itu interupsi agar tata terbit konferensi disesuikan dengan PO tetapi pimpinan sidang tidak mengindahkan interupsi kami. Akibat sikap otoriter pimpinan sidang, ada sejumlah kader yang ingin mencalonkan diri menjadi Ketua PC GP Ansor dengan syarat rekomendasi sesuai PO gagal maju karena ulah Sahabat Abdussalam dan Zulkarnain Mahmud," terang Fawaid.
Pria yang murah senyum ini menduga adanya unsur kesengajaan dalam putusan tersebut demi memuluskan jalan Ketua PC GP Ansor Sumenep Periode 2020-2024, Qumri Rahman, untuk menjadi ketua lagi pada Periode 2024-2028 dengan cara mendelegitimasi dan menjegal kader Ansor lain untuk menjadi calon Ketua PC GP Ansor Sumenep.
"Sebenarnya, upaya menghasilkan aklamasi untuk Sahabat Qumri Rahman terlihat jelas pada kegiatan Pra Konferensi yang dilaksanakan pada 12 Oktober 2024 di Aula Kantor Kemenag Sumenep. Terbukti saat itu di draft tata terbit ditulis syarat dukungan Calon Ketua PC GP Ansor Sumenep minimal 10 PAC dan 75 ranting.
Protes kami saat itu juga diabaikan. Karena itulah, kami melanjutkan protes saat konferensi dan meminta Peninjauan Kembali tata terbit tersebut mengingat pimpinan sidang yang berasal dari PP GP Ansor yang menjadi panutan kami dalam ber-Ansor akan mendengarkan dengan arif dan bijaksana. Nyatanya tidak. Mereka malah mengobrak-abrik Konferensi Ansor Sumenep sampai-sampai konferensi menjadi gaduh dan banyak peserta walk out," jelas Fawaid.
Ironisnya, lanjut Fawaid, meski banyak peserta walk out, konferensi PC GP Ansor Sumenep tetap dilanjutkan dan mengaklamasikan Qumri Rahman menjadi ketua terpilih PC GP Ansor periode 2024. Padahal, walk out-nya peserta sidang konferensi tersebut jelas dasarnya. Belum lagi dalam konferensi tersebut tidak ada laporan keuangan dari Pengurus PC GP Ansor Sumenep, lanjut Fawaid.
Dengan banyaknya kontrovesi dari keputusan Abdussalam dan Zulkarnain Mahmud selaku pimpinan sidang pada Konferensi Cabang GP Ansor Sumenep ini, Fawaid berharab PP GP Ansor meninjau ulang hasil konferensi tersebut.
Bahkan jika diperlukan, PP GP Ansor mengevaluasi Abdussalam dan Zulkarnain Mahmud sebagai Pengurus PP GP Ansor karena ulah keduanya Konferensi Ansor Sumenep porak-poranda.
*****